TEMPO.CO, Pemalang - Agar bisa menikahi selingkuhannya, Mardiyah, 34 tahun, ibu rumah tangga asal Dukuh Klapanunggal, Desa Paguyangan, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, mengatur siasat untuk membunuh suaminya, Muhidin, 55 tahun. Tak jelas kenapa Mardiyah tak minta cerai saja dan memilih jalan penuh darah.
Rabu malam pekan lalu, 9 Oktober 2013, Muhidin ditemukan tewas dengan 14 luka tusukan di hutan jati petak 46 B, sekitar 400 meter dari rumahnya. Sebelum tewas, buruh serabutan itu sedang mencari burung puyuh. Sedangkan Mardiyah mengaku menunggui Muhidin di tepi hutan.
Untuk mengelabui polisi, Mardiyah berpura-pura meminta tolong tetangganya. Dia mengaku sempat mendengar jeritan dari dalam hutan. Setelah menemukan Muhidin tewas dalam kondisi mengenaskan, tetangganya melapor ke Kepolisian Sektor Bantarbolang.
Kepolisian Resor Pemalang membentuk tim khusus untuk memeriksa pembunuhan ini. Dari hasil pemeriksaan terhadap 11 saksi, Mardiyah diduga kuat sebagai otak pembunuhan. Adapun eksekutornya adalah Sundoyo, 38 tahun, pasangan selingkuh Mardiyah.