TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji dinobatkan sebagai peraih Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2013 kategori pejabat Badan Usaha Milik Negara. Selain Nur, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga meraih penghargaan yang sama untuk kategori pemimpin daerah.
"Nur Pamudji punya komitmen kuat membersihkan KKN secara sistemis di PLN," kata Ketua Dewan Juri BHACA 2013 Betti Alisjahbana di Jakarta, Rabu, 16 Oktober 2013.
Nur yang menjabat Dirut PLN sejak 2011, kata Dewan Juri, dianggap layak mendapatkan BHACA 2013. Nur dipandang selalu menelaah ulang proyek-proyek pengadaan di PLN yang diduga sarat KKN. Nur juga dianggap bersikap keras dalam menghadapi politkus dan birokrat untuk membersihkan praktek suap dan gratifikasi di BUMN penyedia setrum itu.
"Pernah Nur Pamudji memotong mekanisme proyek yang sebelumnya lewat perantara jadi jual-beli langsung," kata Betti. Dalam proyek pengadaan trafo itu, kata Betti, Nur meminta agar PLN langsung berhubungan dengan produsen trafo. Walhasil, proyek yang sebelumnya bernilai ratusan miliar rupiah bila lewat perantara, terpangkas menjadi Rp 47 miliar saja.
"Karena sikap kerasnya itu," kata Betti, "Nur kerap mendapat tekanan dari 'atasan'-nya." Sejak triwulan terakhir 2009, PLN membeli trafo langsung dari produsennya. Trafo-trafo itu juga diminta dipasang langsung. Dengan cara itu, harga trafo 500 kV nyaris tinggal sepertiga harga dibanding saat memakai perantara, dan trafo 150 kV jadi separuh harga dari harga lewat perantara.
Ketua Umum BHACA Natalia Soebajo mengatakan BHACA 2013 akan diserahkan pada 30 Oktober 2013 mendatang. Nur Pamudji dan Ahok didaulat akan menerima plakat berupa wajah Bung Hatta di Financial Hall, Jakarta, yang didesain khusus oleh Sunaryo, perupa yang mendesain patung Jendral Sudirman yang kini tegak berdiri di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta.
Nur Pamudji dan Ahok bergabung bersama figur-figur lainnya yang pernah mendapt BHACA. Beberapa di antaranya adalah Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo dan mantan Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto (2010), Busyro Muqoddas dan Sri Mulyani (2008), Saldi Isra (2004), dan Syamsul Qomar (2003).
KHAIRUL ANAM
Topik Terhangat
Ketua MK Ditangkap | Dinasti Banten | Setahun Jokowi-Ahok | Pembunuhan Holly Angela
Berita Terpopuler
Ada Cacing Hati di Sapi Jokowi
Istri Akil Mochtar Minta KPK Buka Rekeningnya
Jokowi: Lihat Saja Nanti Siapa yang Disembelih
Roy Suryo Larang Timnas U-19 Temui Politikus
Mau Blusukan, Sultan HB X Minta Mobil Baru