TEMPO.CO, Surabaya - Perusahaan Umum Perhutani Jawa Timur masih menginventarisasi kerugian akibat kebakaran hutan di Gunung Penanggungan, Rabu kemarin. Hutan yang terbakar berada di petak 1 Resor Pemangku Hutan Ngoro, Bagian Kesatuan Pemangku Hutan Penanggungan. "Kami punya standar sendiri untuk menghitung kerugian, biasanya dari usia tanaman," kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Perum Perhutani Jawa Timur Avid Rollick, Kamis, 17 Oktober 2013.
Menurut Avid, api baru berhasil dijinakkan pada Rabu sore setelah petugas Perhutani dibantu anggota Komando Rayon Militer Trawas, Mojokerto, dan warga masyarakat. Luas hutan yang terbakar kurang lebih 5,0 hektare dari luas baku 689,0 hektare. Wilayah tersebut, menurut Avid, tergolong kelas hutan lindung dan rimba campur. "Yang terbakar umumnya alang-alang, semak belukar, dan tanaman bawah," ujar Avid.
Dari penyelidikan awal, Avid menduga sumber api berasal dari dupa pendaki yang ditinggal di puncak Gunung Bekel. Untuk mengantisipasi timbulnya kebakaran susulan, Perhutani masih menyiagakan petugas di lokasi. "Dalam cuaca yang terik seperti ini, kebakaran hutan rawan terjadi," ujar Avid.
Avid meminta pendaki gunung serta masyarakat perambah hutan agar berhati-hati menyalakan api. Bila mengetahui titik api, masyarakat diimbau untuk segera memadamkan atau menelepon petugas. "Kalau api sudah membesar, penanganannya makin sulit karena faktor cuaca panas dan angin kencang. Selain itu, medannya juga terjal," ujar Avid.
KUKUH S. WIBOWO