TEMPO.CO, Surabaya- Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memprediksi cuaca panas ekstrem yang terjadi di Surabaya dan seluruh wilayah Jawa Timur akan berlangsung hingga 20 Oktober 2013. Pada siang hari, suhu udara bisa mencapai 36-37 derajat Celcius.
"Dari pengamatan kami, suhu paling tinggi bisa 36 derajat Celcius dan tidak menutup kemungkinan sampai 37 derajat Celcius," kata prakirawan BMKG Juanda, Rofiq, pada Tempo, Kamis, 17 Oktober 2013.
Suhu tertinggi itu terjadi pada titik kulminasi matahari, yaitu di atas pukul 12.00 WIB. Kondisi ini dialami di hampir seluruh Jawa Timur, seperti Surabaya dan Madiun. Menurut Rofiq, cuaca panas memang menjadi siklus tahunan setiap bulan Oktober.
Hal ini dipengaruhi oleh posisi matahari yang berada tepat di atas Jawa Timur, yaitu kisaran 7-8,5 derajat Lintang Selatan. Dimulai sejak awal Oktober dan berakhir pada dekade kedua atau sekitar 20 Oktober 2013.
Bahkan di Surabaya, kondisi panas ini ditambah dengan rendahnya kecepatan angin yang hanya 35 kilometer/jam, kelembaban udara 40 persen di wilayah utara dan 61 persen di bagian selatan. Tingginya suhu udara, rendahnya tingkat kelembaban dan kecepatan angin membuat wilayah Surabaya terasa sangat terik dan lebih mudah berdebu.
"Kalau dari tingkat kenyamanan, Surabaya sudah sangat tidak nyaman. Sangat terik," kata dia.
Rofiq menyarankan agar masyarakat tidak beraktivitas di luar ruangan pada siang hari karena panas yang menyengat tubuh. Kendati demikian, hujan sudah mulai turun di sejumlah daerah, antara lain Madura dan Gresik.
BMKG juga memprediksi akhir Oktober ini, Jawa Timur mulai memasuki masa pancaroba atau transisi dari musim kemarau ke penghujan. Akan tetapi, hujan intensitas ringan hingga sedang diprakirakan baru akan turun di awal November. Pada saat itu, masyarakat diminta waspada adanya angin puting beliung.
AGITA SUKMA LISTYANTI