TEMPO.CO, Tangerang -- Dua aktivis di Banten yang kerap mengkritisi dinasti politik Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Banten, dikabarkan dilarang hadir di acara bertajuk Indonesia Lawyers Club (ILC) di stasiun televisi TVOne.
Tayangan itu digelar pada Rabu malam, 16 Oktober 2013. Informasi yang diterima Tempo, dua orang yang tidak boleh dihadirkan adalah ekonom Universitas Ageng Tirtayasa Banten, Dahnil Azhar dan Uday Suhada. Dahnil kerap mengkritisi kemiskinan yang timpang di Banten, termasuk proyek yang dikuasai klan Atut.
Dahnil dan Uday secara intens mengkritisi dinasti Ratu Atut. Pada 2011, Uday bersama Indonesian Coruption Watch (ICW) telah melaporkan Ratu Atut ke KPK mengenai penyelewengan dan dugaan korupsi dana hibah dan bantuan sosial senilai Rp 340 miliar lebih. Kasus itu kini sedang ditangani lembaga antirasuah itu beriringan dengan ditangkapnya adik Ratu Atut, Tubagus Chaeri Wardana, yang melakukan penyuapan terhadap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar.
Uday mengatakan manajemen ILC memang mengundang ICW yang diwakili Danang Widoyoko dan Ade Irawan. ICW mau hadir dengan syarat aktivis Jaringan Warga untuk Reformasi (Jawara) Banten dan Dahnil, ekonom Untirta, turut hadir. "Namun, di tengah perjalanan menuju ke lokasi, manajemen ILC menelepon menyatakan tidak menginginkan kami ada di sana," kata Uday.
Di acara tersebut, Sutan Bhatoegana sempat menanyakan mengapa ICW tak hadir. Karni Ilyas, pemandu acara itu menjawab sudah mengundang ICW dan beberapa pihak, tapi tak hadir.
Sementara wakil pemimpin redaksi TVOne, Totok Suryanto, enggan berkomentar soal kabar larangan ini. "Saya tidak bisa komentar, lagi di luar," katanya. (Baca: Karni Ilyas: Jawara Boleh Hadir, Tapi Jadi Tamu)
AYU CIPTA | RINA ATMASARI
Berita Terkait:
INFOGRAFIS Selingkuh Politik-Bisnis Dinasti Keluarga Atut
PPATK Telusuri Transaksi Keuangan Dinasti Atut
Kejanggalan Proyek Hambalang ala Dinasti Atut
Korupsi Dinasti Banten Dirancang Sistematis