TEMPO.CO, Makassar - Personel Detasemen Khusus 88 Anti Teror, Kamis (17/10) siang, membekuk tiga orang terduga teroris di Desa Alinge, Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Satu di antaranya ditembak mati karena melakukan perlawanan.
Berdasarkan informasi dari beberapa sumber di kepolisian, diketahui orang yang ditembak berinisial SD (50). Ia disebut berprofesi sebagai guru. Adapun dua lainnya, masing-masing-masing JD alias UM (37) dan UKM (17).
Penangkapan dilakukan saat SD dan dua rekannya mengendarai mobil Toyota Avanza silver dengan nomor polisi DD 567 WI dari Desa Cebba, Kecamatan Amali, Bone. Di perjalanan, petugas Densus langsung memepet mobil mereka hingga berhenti.
Saat hendak ditangkap, SD disebut sempat melakukan perlawanan dengan menembaki petugas Densus. Densus pun melumpuhkannya dengan tembakan hingga meninggal. Mayat SD langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar menggunakan mobilnya sendiri, sedangkan dua rekannya diamankan Densus ke lokasi khusus.
Tim Densus juga menyita sejumlah barang bukti, antara lain satu senapan angin, satu parang panjang, satu senjata api jenis Baretta, serta 12 butir amunisi kaliber 9 milimeter.
Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Komisaris Besar Endi Sutendi membenarkan penangkapan itu. Namun ia enggan berkomentar lebih banyak karena penjelasan terkait penangkapan terduga teroris disebut merupakan wewenang Markas Besar Kepolisian RI. "Silakan dikonfirmasi ke Mabes. Saya tidak bisa menjelaskan," katanya.
Sumber lain di Kepolisian mengatakan, tiga orang terduga teroris di Bone sebelumnya sudah diikuti oleh tim Densus 88 bersama intelijen Detasemen C Brimob Polri sejak 16 Oktober. Mereka disebut telah berpindah-pindah di beberapa desa di Bone, seperti Desa Benteng Tellue Kecamatan Amali, serta Desa Kope, Kecamatan Bengo.
Sekitar pukul 19.00 WITA, mobil Toyota Avanza dikendarai petugas Densus tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Dengan pengawalan ketat, sesosok mayat lelaki diturunkan melalui pintu kanan belakang mobil dan dimasukkan ke kantong jenazah untuk disemayamkan di kamar mayat. Petugas kepolisian menghalangi wartawan saat hendak menyaksikan lebih dekat penurunan mayat itu.
Dari pantauan Tempo, mobil yang digunakan untuk mengangkut SD tampak ringsek di bagian bumper kanan depan. Sementara penutup kap mesin terlihat penyok. Terlihat dua orang di dalam mobil itu bersama mayat SD. Tak sampai lima menit, mobil langsung meninggalkan rumah sakit.
AAN PRANATA
Terhangat
Dinasti Banten | Setahun Jokowi-Ahok | Pembunuhan Holly Angela
Baca juga
Detik-detik Pembunuhan Holly Angela Versi Polisi
Inil Barang Bukti Kasus Pembunuhan Holly Angela
Gatot Suami Holly Angela Jadi Tersangka
Polisi: Gatot Sering Curhat Soal Holly ke Surya