TEMPO.CO, Jakarta - Meredanya sentimen krisis anggaran di Amerika Serikat (AS) membuat investor kembali fokus ke isu stimulus.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan setelah ingar-bingar krisis fiskal mereda, paling tidak sampai 15 Januari tahun depan, fokus investor akan kembali mengarah ke persoalan stimulus bank sentral AS (The Fed). "Pasar menanti kepastian pengurangan stimulus (tapering) dan kapan kebijakan itu akan dilakukan."
Stimulus The Fed menjadi isu sentral di pasar keuangan sepanjang tahun 2013, terutama setelah beberapa data ekonomi AS seperti data pengangguran dan ketenagakerjaan membaik. Dengan kian pulihnya ekonomi AS, kebijakan stimulus diyakini harus dikurangi secara perlahan.
Di sisi lain, pasar juga akan menantikan bagaimana kebijakan Janet Yellen sebagai pengganti Ben Bernanke dalam memimpin The Fed. "Data tenaga kerja non-pertanian AS bulan Januari akan menjadi titik konfirmasi pertama mengenai bagaimana nasib tapering pada rezim Yellen," ujar Rangga.
Pemungutan suara yang dilakukan Kongres kemarin malam menjadi muara berakhirnya krisis anggaran dan masalah kenaikan plafon utang AS. Kongres memutuskan penambahan anggaran hingga 15 Januari 2014, dan dinaikkannya batas utang hingga 7 Februari 2014.
Keputusan itu sekaligus menghentikan terhentinya layanan pemerintahan federal (shutdown) di AS yang telah berlangsung 16 hari sejak 1 Oktober. Katalis positif ini menjadi penggerak bursa saham global, di mana Dow Jones dan S&P 500 ditutup menguat 1,3 persen dan bursa regional Asia hari ini serentak melaju di zona hijau.
PDAT | M. AZHAR