TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, memastikan seluruh saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) akan dimiliki Indonesia pada bulan depan. Perbedaan nilai buku antara Indonesia dengan Nipon Asahan Alumunium Co Ltd (NAA) tidak akan mempengaruhi proses akuisisi.
"Pada 1 November 2013 diharapkan sudah beralih ke Indonesia, sudah ada kesepakatan soal itu. Hanya memang masih ada perbedaan besaran nilai buku," kata Hatta di kantor Kementerian Perekonomian, Kamis, 17 Oktober 2013.
Hatta mengatakan, Indonesia masih berpegang pada nilai buku US$ 424 juta sesuai dengan penghitungan dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sedangkan Asahan berkukuh nilai buku sebesar US$ 626 juta. "Perbedaan lebih kepada revaluasi. Namun BPKP tidak mengakui revaluasi," katanya.
Terkait dengan bleid BUMN yang mengelola Inalum, Hatta mengatakan pemerintah belum menyiapkan Peraturan Pemerintah. Dia tidak memastikan BUMN yang mengelola apakah yang sudah ada saat ini atau membentuk BUMN baru. "Nanti ada BUMN yang mengelola itu," katanya.
Akan dibawanya masalah tersebut ke arbitrase, Hatta mengatakan hal tersebut tidak menutup kemungkinan. "Kalau tidak arbitrase ada selisih. Revaluasi itu memang ada. Kami ingin ketegasan soal revaluasi. Bagaimanapun Keputusan Menteri Keuangan sudah mengakui revaluasi," kata Hatta.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita Terpopuler