TEMPO.CO, Bone - Suasana rumah duka terduga teroris Suardi yang meninggal karena tertembak oleh Densus 88, pada Kamis, 17 Oktober, tampak lengang. Sejumlah anggota keluarga terlihat mempersiapkan proses pengurusan pemakaman jenazah, sebagian lagi tengah menggali liang lahat di pemakaman umum di Dusun Cebba, Desa Ulaweng Riaja, Kecamatan Amali.
Palo, 70 tahun, ayah kandung almarhum terduga teroris Suardi, mengatakan sejumlah anggota keluarganya tengah mempersiapkan pengurusan jenazah dan pemakaman Suardi.
Palo mengatakan tidak menyangka anaknya meninggal secara tragis karena tertembak. Kendati demikian, ia ikhlas menerima kematian anak tertuanya itu. "Saya yakin ini kehendak Allah. Sebelum manusia lahir memang sudah ada suratannya masing-masing. Lagian saya yakin anak saya memperjuangkan yang benar menurut dia," ucap Palo.
Palo menjelaskan, selama ini dirinya tidak tahu persis kegiatan anaknya tersebut karena ia tinggal terpisah. Palo mengaku sudah puluhan tahun berkebun cokelat di Bariko (perbatasan Siwa-Palopo). Selain itu, Palo tidak berkomunikasi dengan anaknya.
"Memang saya tidak banyak bicara dan mengurusi anak-anak. Saya bicara kalau ada hal yang perlu karena saya takut entar ada saya bilang, terus tidak dilaksanakan oleh anak saya, bisa-bisa saya sakit hati. Jadi saya lebih banyak diam saja," kata Palo.
Sementara itu, Ikbal, anak ketiga Suardi, mengatakan selama ini bapaknya selalu bersama dia. "Saya selalu sama-sama bapak, dia baik sama anaknya," ujar Ikbal, yang baru duduk di kelas 3 sekolah dasar. Suardi merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Suardi lahir tahun 1968 dari pasangan Palo dan Namare.
ANWAR MARJAN
Terpopuler
Bahas Dinasti Atut, Mengapa ICW Tak Hadir di TVOne
Karni Ilyas: Jawara Boleh Hadir, Tapi Jadi Tamu
Siswa SMA Membuat Alat Pendeteksi Banjir
Dituding SBY Bohong, Luthfi Hasan Cuma Senyum
Andi Mallarangeng Ditahan KPK
Sultan Bakal Gunakan BMW X5 untuk Blusukan