TEMPO.CO, Surabaya - Temuan sejumlah artefak di Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dinilai penting oleh pemerhati sejarah. Arkeolog dari Universitas Negeri Malang, Mudzakir Dwi Cahyono, mengatakan penemuan struktur candi, arca Betari Durga, patung kuda, relief bunga, dan beberapa relung candi di Dusun Kedungsari, Desa Kedung Moro, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, membuktikan kawasan Kunir merupakan pemukiman kuno yang ramai.
Candi itu ditemukan oleh pembuat batu bata yang tengah menggali tanah di kebunnya. Temuan-temuan itu menunjukkan bahwa di wilayah Kunir dan sekitarnya terdapat bangunan candi yang beraliran Hindu Syiwa. Dia memperkirakan Kunir ini merupakan kompleks percandian dan memiliki beberapa candi.
Baca Juga:
Nama Kunir, kata Dwi, disebut-sebut juga dalam Babad Negarakartagama sebagai salah satu daerah yang dilalui oleh Hayam Wuruk saat perjalanan mengelilingi wilayah Lamajang Tigang Juru.
Hal yang sama dikatakan sejarawan Lamajang Tigang Jurui, Mansoer Hidayat. Ia menduga lokasi penemuan konstruksi batu bata candi di Dusun Kedungsari, Desa Kedung Moro, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, itu pernah disinggahi Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada dalam perjalanannya berkeliling Lamajang.
Nukilan kisah itu tertulis dalam Babad Negara Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca pada 1359 Masehi. Dalam babad itu, tercantum nama 'Kunir' yang kini menjadi nama kecamatan tempat konstruksi candi tersebut ditemukan.
"Daerah Kunir disebut sebagai tempat untuk mencapai daerah Sadeng, yang merupakan pelabuhan besar Kerajaan Lamajang Tigang Juru," kata penulis buku Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru ini.
Mansoer meyakini konstruksi candi itu berkaitan erat dengan Arya Wiraraja. "Artinya, sebelum kedatangan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Kunir sudah merupakan sebuah permukiman yang ramai," kata dia.
Menurut dia, Arya Wiraraja banyak meninggalkan bangunan berbahan berupa batu bata merah seperti Situs Biting. Arya Wiraraja, disebut pula Banyak Wide (brahmana yang cerdik), juga banyak meninggalkan bangunan pemujaan, seperti Candi Agung di Kecamatan Randu Agung, petilasan Menak Koncar, dan Situs Biting di Kecamatan Sukodono.
DAVID PRIYASIDHARTA