TEMPO.CO, Jakarta -- PT. Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menutup anak usaha, PT Medco Ethanol Lampung (MEL). Pabrik pengolahan dan produksi etanol itu dikuasai Medco Energi melalui PT Medco Downstrem Indonesia.
Menurut Direktur Utama Medco Energi, Lukman Mahfud, penutupan pabrik itu dilakukan lantaran seretnya suplai bahan baku. "Perseroan menghentikan dan menutup kegiatan operasi kilang etanol karena tidak mencukupinya pasokan bahan baku singkong dan tetes tebu untuk produksi etanol," kata dia dalam keterbukaan informasinya di situs Bursa Efek Indonesia, Jumat, 18 Oktober 2013.
Akibatnya, Medco Energi tidak memiliki anak usaha yang beroperasi di sektor hilir secara mayoritas. Kepemilikan saham di PT Puma Medco Petroleum--bergerak di bidang penjualan dan distribusi high speed diesel--hanya minoritas.
Penghentian operasi memberikan dampak terhadap laporan keuangan perseroan tahun ini. Menurut Lukman, perseroan akan mengklasifikasi ulang atas akun anak perusahaan yang sesuai dengan PSAK Nomor 58 mengenai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan.
Dihubungi terpisah, sekretaris perusahaan Medco Energi, Imron Ghazali, menyatakan penghentian tersebut bersifat sementara. Pabrik kembali beroperasi jika proses divestasi MEL rampung. "Divestasi sedang dalam proses penyelesaian dengan calon pembeli kilang etanol," kata dia.
Medco Energi menargetkan proses divestasi Medco Ethanol yang direncanakan dilepas pada kuartal III tahun ini. Sebelumnya, Direktur Operasi Ketenagalistrikan, Pertambangan, dan Industri Hilir Medco, Budi Basuki, mengatakan ada investor lokal yang siap mengambil alih pabrik etanol itu. "Nama dan nilainya belum bisa disampaikan," katanya. Pengembangan pabrik ke depannya, menurut dia, dengan mengganti bahan baku etanol dari singkong ke molase.
RIRIN AGUSTIA