TEMPO.CO, Merak - PT Dharma Lautan Utama mendatangkan kapal feri bekas dari Jepang, yang dinamai Dharma Rucitra I, untuk beroperasi di lintas Merak-Bakauheni. "Biaya untuk mendatangkan termasuk renovasi total Rp 150 miliar," kata Direktur Utama Dharma Lautan Utama, Bambang Harjo, di pelabuhan milik PT Indah Kiat Pulp and Paper, Jumat, 18 Oktober 2013.
Ia menjelaskan, sebenarnya fasilitas kapal di Indonesia melebihi kapal-kapal di luar negeri, termasuk Jepang. Oleh karena itu, Bambang melanjutkan, kapal yang didatangkannya harus direnovasi kembali sebelum digunakan di Indonesia. Renovasi kapal Dharma Rucitra I memerlukan waktu enam bulan.
"Renovasinya juga untuk menyesuaikan karakter interior dan fasilitas kursi, disesuaikan dengan kondisi di Indonesia," ujarnya. Bambang menuturkan, hampir seluruh ruangan kapal merupakan kelas ekonomi AC dengan reclining seats. Ia mengatakan, diharapkan penumpang dapat beristirahat total meski kapal tersebut hanya menempuh lintasan pendek.
Ia pun mengklaim kapal Dharma Rucitra I sebagai kapal feri pertama di Indonesia dengan fasilitas eskalator. Bambang mengungkapkan, eskalator tersedia dari dek kendaraan menuju dek penumpang. Kapal tersebut dapat mengangkut 70 truk atau 120 kendaraan campuran. "Untuk penumpang, bisa sampai 695 orang," ucap Bambang.
Menurut dia, pertimbangan perusahaan memilih untuk mengimpor kapal bekas. Jika membangun kapal baru di Indonesia, biaya yang diperlukan 60 persen lebih tinggi dari biaya untuk mendatangkan dan merenovasi kapal bekas. Untuk membangun kapal baru, kata Bambang, dibutuhkan waktu dua hingga tiga tahun. "Kita tidak bisa menunggu karena kebutuhan akan kapal harus cepat diantisipasi," ujarnya.
MARIA YUNIAR