TEMPO.CO, Yogyakarta - Suasana monumen Tugu Golong Gilig Yogyakarta ramai dengan puluhan pemuda, Jumat malam, 18 Oktober 2013. Pemuda yang kebanyakan mahasiswa itu masing-masing membawa lilin menyala. Di pakaian mereka, terselip pin bulat bergambar wajah Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Bagian tengah pin itu tertulis "Relawan Demi Indonesia".
Jelang tengah malam, suasana monumen Tugu itu mendadak riuh. Pasalnya sosok yang mereka tunggu, Dahlan Iskan, tiba tiba terlihat dari kejauhan. Dahlan tampak berjalan kaki sendirian di pinggir jalan, tanpa pengawalan siapapun menuju arah Tugu.
Beberapa pemuda pun lantas berlari menghampiri dan menyalami Dahlan yang malam itu mengenakan kemeja putih serta bersepatu kets. Dahlan langsung dikawal menuju pusat kerumunan yang sudah menunggunya sejak dua jam.
Hari itu, sebenarnya Dahlan ke Yogya untuk menghadiri sejumlah kegiatan. Di antaranya, mengisi kuliah di universitas dan mengikuti pengajian.
Usai mengikuti pengajian di Kabupaten Sleman, akhirnya Dahlan pun tak langsung kembali ke hotel yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari Tugu. Ia menyempatkan diri menemui para anggota komunitas penganggumnya, "Relawan Demi Indonesia" yang biasa disingkat ReDI itu.
Mantan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara itu didapuk sekalian mendeklarasikan terbentuknya kelompok yang biasa saling berkomunikasi lewat akun Twitter @DahlanIs itu. Malam diisi dengan beragam acarara, mulai dari potong tumpeng, baca puisi, menyanyi hingga berfoto bersama dengan latar monumen Tugu.
Seorang pengurus kelompok wisata Gua Pindul Kabupaten Gunung Kidul, Subagyo, rela datang jauh-jauh malam itu untuk bertemu Dahlan. Subagyo membawa foto kenang-kenangan yang memuat gambar Dahlan tengah dibopong waktu mengunjungi objek wisata susur gua itu beberapa waktu silam. Subagyo juga meminta Dahlan menulis pesan di sebuah kertas untuk dibingkai dan dipamerkan kepada wisatawan Gua Pindul.
Koordinator ReDI Yogyakarta, Meichy Ismail menuturkan ReDI telah terbentuk di sejumlah kota di Tanah Air. Pembentukan komunitas yang berangkat dari dunia maya itu sengaja dilakukan sebagai sarana silaturahmi dan tukar pikiran orang yang sama-sama menganggumi sosok Dahlan. "Khususnya secara personal baik perilaku dan sikapnya keseharian," kata dia
Meichy menuturkan ReDI tak ada urusannya dengan politik yang ditempuh Dahlan. "Mau masuk (partai) mana dan akan melakukan apa, kami mendukung sepanjang itu bermanfaat bagi masyarakat," kata mahasiswa pascasarjana jurusan pertambangan sebuah universitas swasta di Yogyakarta itu.
Sementara itu Dahlan membenarkan kelompok ReDI ini telah ada di sejumlah kota. "Saya senang. Mereka katanya akan membantu kampanye saya (dalam konvensi Partai Demokrat ) secara sukarela. Saya hanya diminta fokus pada kerja saja (sebagai Menteri BUMN)," katanya sambil tersenyum.
Menurut Dahlan, para pemuda tersebut mendukungnya untuk dapat melakukan perubahan pada kondisi Tanah Air agar semakin lebih baik dalam segala bidang. Dukungan para relawan itu, menurut Dahlan, menjadi modal penting untuk menjalankan amanah rakyat, apapun posisinya.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Lain
Putri Sultan Yogya Pernah Tolak Lamaran Notonegoro
Calon Mantu Sultan Suka Curhat pada Hemas
Hemas: Hayu Putri Sultan yang Lebih Maju