TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja mengatakan, bulan mutu pada November ini akan menjadi momentum bagi Indonesia untuk berbenah dalam peningkatan mutu produk perikanan. Apalagi, menjelang ASEAN Economic Community 2015, tantangan akan semakin besar. "Mutu harus menjadi prioritas utama," katanya di Jakarta, Sabtu, 19 Oktober 2013.
Menurut dia, ke depan, negara-negara tujuan ekspor akan semakin ketat dalam menetapkan standar mutu. "Konsumen akan lebih selektif." Dalam hal ini, mutu akan menjadi hal yang utama dalam meningkatkan daya saing.
Selain itu, Syarif menambahkan, peningkatan mutu pun penting untuk menghadapi serangan impor produk perikanan memasuki pasar bebas ASEAN. "Dengan peningkatan mutu, Indonesia bisa meningkatkan daya saing." Dengan demikian, masuknya produk impor tidak akan terlalu besar.
Terkait hal tersebut, menurut Sjarief, pihaknya tengah berupaya untuk mensosialisasikan mengenai pentingnya peningkatan mutu. “Stakeholder perikanan harus punya pemahaman,” ujarnya. Ia akan melakukan upaya kampanye dan penyebaran informasi mengenai produk perikanan dan olahan yang aman dan sehat konsumsi.
Menurut catatan KKP, pada 2013, jumlah produk olahan hasil perikanan telah mencapai 4,83 juta ton atau meningkat 0,26 juta ton dari tahun sebelumnya. Di samping itu, produk olahan ikan mampu meningkatkan nilai ekspor dari US$ 3,52 miliar naik menjadi US$ 3,93 miliar.
Terkait hal ini, kata Sjarief, pihaknya telah menetapkan program percepatan industrialisasi perikanan. Bukan hanya untuk tujuan peningkatan mutu, tapi juga peningkatan nilai tambah produk perikanan untuk memperkuat daya saing.
NINIS CHAIRUNNISA