TEMPO.CO, Bandung - Direktur Utama PT Gunakarya Nusantara Nila Suprapto mengaku menyesal telah memilih Tubagus Chaeri Wardana sebagai rekan kerja dalam proyek pembangunan Masjid Al-Bantani senilai Rp 94,3 miliar. Dia menganggap adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah itu telah mengubah kontrak kerja proyek tersebut secara ilegal.
“Setelah pembangunan rampung, saya kapok berbisnis dengan Wawan (panggilan Chaeri),” kata dia, Kamis pekan lalu. Chaeri kini mendekam di ruang tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka penyuap Ketua Mahkamah Konstitusi nonaktif, Akil Mochtar. Suap itu diberikan dalam kasus sengketa pemilihan kepala daerah Kabupaten Lebak, Banten.
Ditemui di Bandung, Nila mengatakan Chaeri mengubah sebuah pasal pada halaman enam lembaran kontrak kerja. Dalam kontrak awal, tertulis rekening penerima dana adalah rekening Bank Jabar milik PT Gunakarya. Namun, ketika dibawa ke Banten, nomor rekening itu berubah menjadi nomor rekening Bank Mandiri cabang Serang milik Chaeri.
Akibatnya, uang pembayaran termin pertama dari Provinsi Banten sebesar Rp 10 miliar tak masuk ke rekening perusahaan. Setelah diperiksa, Chaeri, yang hingga kini masih menjabat Kepala PT Gunakarya Cabang Serang, mengubah nomor rekening dengan memalsukan paraf Nila dan pejabat Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Banten.
“Wawan memalsukan paraf saya, tapi tidak rapi dan terlihat tidak sama,” ujar Nila, sambil memperlihatkan kontrak perjanjian asli dan kontrak perjanjian yang telah diubah. Ternyata, bukan hanya paraf pada halaman enam yang diubah, tapi juga pada halaman lima dan tujuh. Menurut Nila, dari pembangunan masjid, Gunakarya hanya mendapat laba Rp 530 juta, atau 0,5 persen dari nilai kontrak.
Pengacara Chaeri, Pia Akbar Nasution, hingga kemarin belum dapat dihubungi. Sebelumnya, pengacara dari kantor hukum Adnan Buyung Nasution dan Partner ini enggan berkomentar mengenai proyek-proyek yang pernah dipegang kliennya. “Kami hanya menangani kasus (suap) yang sedang berjalan di KPK.”
PERSIANA GALIH | MUHAMAD RIZKI | WASI’UL ULUM | EFRI R
Berita Terpopuler
Dahlan Iskan: Esemka Jadi Mobil Nasional, Asal...
Batal ke Diskusi PPI, Pendiri Demokrat `Diculik`?
Dirangkul Perempuan Tua dan Kumuh, Dahlan Didoakan
Dahlan Iskan Bawa Lari Bayi ke Mobilnya
Arkeolog: Sriwijaya Menjajah Hingga Madagaskar