TEMPO.CO, Jakarta--Meskipun anggaran pembangunan fasilitas Lapangan Terbang Notohadinegoro sudah disahkan DPRD, namun hingga kini tak ada tanda-tanda pengerjaan proyek. Pantuan Tempo, lapangan terbang di Desa Wirowongso Kecamatan Ajung itu tetap mangkrak dan tak terurus.
Beberapa bangunan di lapangan terbang itu nampak rusak dibagian atap, dinding dan lantainya. Bahkan, dua unit bangunan di sisi timur lapangan terbang nampak seperti rumah kuno yang tak terawat; banyak genteng bocor, langit-langit jebol, kaca-kaca jendela dan pintu pecah dan hilang.
Sebuah kendaraan pemadam kebakaran terparkir di depan bangunan utama. Papan bertuliskan 'Terminal Kedatangan' juga teronggok di lantai bangunan. Aspal pada beberapa bagian ujung dan pinggir landasan pacu (runaway) juga terkelupas dan pecah. Di sekitarnya, tumbuh bermacam tumbuhan liar yang kini meranggas terpapar panas.
Dari pantauan Tempo, lapangan terbang ini sering dijadikan arena balap motor. Beberapa orang bahkan memakai lapangan ini sebagai ajang balap merpati.
Lapangan terbang ini menjadi arena 'Drag-Race' dan 'Drag-Bike' pada kegiatan Jember Multi Event 2013.
Lapangan terbang yang terletak di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, sekitar 7 kilometer arah selatan Kota Jember itu, pada 2005 diresmikan dengan uji coba penerbangan dari Bandara Juanda, Surabaya. Ikut pula terbang Presiden saat itu, KH Abdurrahman Wahid, yang didampingj Hatta Radjasa, yang saat itu Menteri Perhubungan.
Masa beroperasinya hanya bertahan tiga bulan. Selain merugi, juga dililit kasus korupsi yang merugikan keuangan negara Rp 5,7 miliar. Dalam kasus itu, Kejaksaan Agung menetapkan tiga orang tersangka, yakni Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jember saat itu, Sunarsono, Direktur Utama Perusahaan Daerah Perkebunan Jember Syafril Jaya, dan Direktur Aero Ekspress Internasional Raymont Mailangkai.
Pada 2012, sempat beberapa saat digunakan sebagai sekolah pendidikan penerbangan, tapi lapangan terbang itu kembali mangkrak. Sempat pula direncanakan sebagai bengkel perbaikan pesawat terbang, namun tidak ada investor yang berminat.
Bupati Jember MZA Djalan sempat meninjau lapangan terbang ini, Senin 21 Oktober 2013. Ia mengatakan akan memperpanjang landasan pacu sehingga lapangan terbang ini bisa kembali beroperasi. Djalal menambahkan, pembangunan tambahan landasan pacu itu, ditargetkan akan selesai akhir tahun 2013 ini. Tahun 2014, kata dia, Pemerintah Kabupaten Jember, akan membangun lagi tambahan landasan pacu sepanjang 400 meter.
Dia juga mengaku optimistis, pesawat penerbangan komersial akan kembali terbang di Jember dengan penambahan landasan pacu dan pembangunan fasilitas lainnya di lapter Notohadinegoro. Dalam beberapa pekan terakhir, kata dia, pembicaraan dengan maskapai PT Garuda Indonesia dilakukan secara intensif. Rencananya Garuda akan membeli dan mengoperasikan pesawat jenis ATR dengan berkapasitas 70 kursi untuk beberapa bandara perintis, termasuk di Jember. "Terakhir 19 Oktober 2013, kita lakukan pembicaraan di Jakarta," katanya.
MAHBUB DJUNAIDY
Baca juga:
SMS Pembunuh Holly: Gagal, Gatot: Kabur!
Perbedaan Cina dan China Versi Remy Sylado
Airin Menyewa Hotel Selama di Harvard
Kamar Digeledah, Gayus: Bongkar Saja Pak!