TEMPO.CO, Jakarta - Masjid Raya Al-Bantani di kantor Pemerintah Provinsi Banten, Kota Serang, punya cerita sendiri. Selain proyek pembangunannya yang ditengarai bermasalah, nama pusat ibadah itu pun sempat mengundang kontroversi.
Berdasarkan penelusuran Tempo, sebelum diresmikan pada September 2010, Masjid Al-Bantani ini sempat diusulkan diberi nama Masjid Al-Chosiyah. Nama itu diambil dari nama belakang Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Namun, setelah dipersoalkan beberapa pihak, pengurus masjid akhirnya memilih nama Al-Bantani.
Masjid Al-Bantani diresmikan pada Senin, 4 Oktober 2011, tepat pada hari ulang tahun Provinsi Banten ke-10. Peresmian masjid ini ditandai dengan peluncuran Mushaf Al-Quran Al-Bantani.
Masjid Al-Bantani mulai dibangun pada Januari 2008. Berdiri di atas lahan 2,8 hektare, masjid seluas 13 ribu meter persegi ini bisa menampung 10 ribu jemaah. Dilengkapi fasilitas mumpuni, seperti basement dan empat menara setinggi 46 meter, pembangunan Masjid Al-Bantani menghabiskan anggaran sekitar Rp 102 miliar.
Sayang, ada bau amis dalam proyek pembangunan masjid megah ini. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan penyimpangan yang berpotensi merugikan keuangan daerah senilai Rp 414 juta. Munculnya potensi kerugian dalam proyek tahun jamak 2007-2010 itu berawal dari kebijakan Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman Banten yang menyetujui kenaikan anggaran dari semula Rp 94,3 miliar pada 2008 menjadi Rp 106 miliar pada 2009.
Menurut dokumen BPK, Dinas Sumber Daya Air menyetujui perhitungan PT Gunakarya Nusantara yang menaikkan nilai proyek Rp 11,8 miliar. Belakangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Banten mengoreksi nilai penyesuaian harga menjadi Rp 11,4 miliar. Audit BPK menyimpulkan ada kelebihan harga sekitar Rp 164 juta. Selain kelebihan harga, BPK menemukan kekurangan volume pekerjaan senilai Rp 250 juta. Misalnya, kekurangan volume pada dinding beton dan sarana serta prasarana.
Penelusuran Tempo menemukan fakta, pilar-pilarnya yang tampak kokoh, jika dilihat dari dekat, tak sepenuhnya berdinding bata. Misalnya, material bangunan yang menempel pada hiasan pilar adalah bahan gipsum yang ringan. Cirinya, material itu berbunyi kosong saat diketuk.
WASI'UL ULUM
Terpopuler
SMS Pembunuh Holly: Gagal, Gatot: Kabur!
Airin Menyewa Hotel Selama di Harvard
Gatot Kenal Holly di Tempat Hiburan Malam
Gatot Diduga Giring Holly ke Apartemennya
Holly Dibunuh, Gatot Berbohong di Australia