Mobil Murah Bisa Jadi Stimulan Infrastruktur  
Reporter: Tempo.co
Editor: Abdul Malik
Selasa, 22 Oktober 2013 18:04 WIB
Seorang model berdiri disamping mobil Daihatsu DR Estate dalam pameran Indonesia International Motor Show (IIMS), di Jiexpo Kemayoran, Jakarta (19/9). Dalam pameran ini hampir semua Agen Tunggal Pemegang Merek menawarkan mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC). TEMPO/Imam Sukamto
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian Soerjono menilai mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) merupakan stimulan untuk membangun infrastruktur dalam diskusi bertajuk "Kebijakan dan Program Pengembangan LCGC" di gedung Kementerian Perhubungan, Gambir, Jakarta, pada 22 Oktober 2013.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Soerjono memandang program LCGC sebagai upaya persiapan menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN pada 2015. Sebab, pada 2015 mendatang mobil produksi Thailand dan Malaysia akan membanjiri pasar Indonesia.

“Inilah yang membuat kami khawatir. Kami mengakui program LCGC belum matang betul,” katanya. Hingga saat ini industri otomotif Indonesia masih tetap melakukan impor mobil dari Thailand sekitar 120 ribu unit per tahun.

Menurut dia, jika produksi mobil murah bisa mencapai 600 ribu unit, maka kemandirian Indonesia terhadap kebutuhan industri otomotif akan tinggi. Pasar otomotif nasional pada 2016 diperkirakan bisa mencapai 1,4 juta unit. Sehingga produksi mobil dari Thailand yang selama ini masuk ke pasar Indonesia tidak akan bisa bersaing.

“Dulu kita pernah sejajar dengan Malaysia dan Thailand. Sekarang jangan sampai kalah dengan Myanmar, potensi kita besar sekali," ujarnya.

APPRILIANI GITA FITRIA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi