TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan pihaknya baru membeli kedelai lokal sebanyak 84 ton. Menurut dia, hal ini dilakukan karena ketersediaan kedelai lokal terbatas.
"Kedelai lokal yang tersedia masih sedikit," kata Sutarto saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, 22 Oktober 2013. Sedangkan, kata dia, pihaknya sudah berkomitmen menyerap kedelai lokal sebanyak 25 ribu ton. "Kami komitmen untuk beli kalau ada."
Menurut Sutarto, pasokan kedelai lokal yang ada rata-rata akan diserap oleh perajin. "Kami beli yang tak terserap," katanya. Dia mencontohkan, kedelai lokal yang memiliki jaringan pasar yang kurang baik, misalnya daerah penghasil yang jauh dari pasar, seperti di Biereun, Aceh, dan Danau Tempe, Sulawesi Selatan.
Mengenai patokan harga, Sutarto menyatakan pihaknya akan membeli sesuai dengan harga beli petani sebesar Rp 7.400 berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan. "Akan dibeli sesuai dengan HBP," kata dia.
Menurut Sutarto, kedelai lokal yang sudah dibeli Bulog berasal dari sejumlah daerah penghasil, seperti Aceh, Banten, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
Selain harus menyerap kedelai lokal, Bulog diberi jatah untuk mengimpor 100 ribu ton kedelai impor. Menurut Sutarto, saat ini pihaknya masih melakukan proses penawaran dengan sejumlah produsen kedelai di Amerika Serikat dan Brasil untuk memperoleh harga terbaik. "Masih hitung-hitungan," katanya.
NINIS CHAIRUNNISA
Berita Terpopuler
SMS Pembunuh Holly: Gagal, Gatot: Kabur!
Airin Menyewa Hotel Selama di Harvard
Gatot Kenal Holly di Tempat Hiburan Malam
Erick Thohir Beli Inter Milan, Rothschild Berang
Ahok Minta Perbaikan Jalan Rampung Sehari