TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak lima orang mahasiswa Institut Teknologi Bandung diburu sekelompok orang yang diduga geng motor di Bandung pada bulan ini. “Makin lama, makin banyak. Kalau tidak ditindak keras kepolisian, khawatir terus terjadi,” kata Wakil Rektor Bidang Komunikasi dan Alumni ITB, Hasanuddin Zaenal Abidin, di gedung Rektorat ITB, kemarin.
Penyerangan pertama terjadi pada mahasiswa Teknik Geofisika ITB angkatan 2011, Julius Timothy. Julius yang mengendarai Honda CBR 150 itu diserang di Jalan Cikutra Barat, Bandung, pada 7 Oktober dinihari lalu. Anak anggota TNI Angkatan Laut itu terluka parah dan motornya dirampas.
Sementara itu, pada 17 Oktober lalu, dua mahasiswa ITB dikejar geng motor di Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Namun mereka berhasil melarikan diri ke salah satu kampus di sana. Dua orang lagi dikejar di sekitar kampus ITB di Bandung, satu di antaranya terjadi Senin malam lalu.
Di Ciamis juga geng motor berulah. Pada 12 Oktober, empat orang di depan kompleks Sekolah Dasar Negeri 1 Kawali, Kabupaten Ciamis, dilempar bom molotov. Akibatnya, keempat korban menderita luka bakar serius di leher, kepala, lengan, dan kaki.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Inspektur Jenderal Suhardi Alius, telah mengintruksikan anggotanya untuk menindak tegas aksi kriminal geng motor yang kembali marak di Jawa Barat. “Geng apa pun yang melanggar hukum, tindak. Tangkap pelakunya, lalu tahan di Polda,” kata Suhardi, kemarin. Menurut Suhardi, polisi sudah menangkap pelempar bom Molotov di Ciamis.
ANWAR SISWADI | ERICK P. HARDI