TEMPO.CO, Bandung - Warga Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, kini siaga macan tutul. Warga diminta tak berkeliaran malam hari, kandang-kandang ternak mereka perkuat dengan paku sepanjang 12 sentimeter.
Kesiagaan itu terkait makin seringnya kemunculan macan tutul di kampung-kampung desa itu dalam dua pekan ini. Kejadian terbaru, seekor macan tutul yang sempat masuk perangkap kandang bambu (bakukung) berhasil meloloskan diri Selasa malam, 22 Oktober 2013. "Si Meong (macan tutul) kabur setelah menggali tanah di bawah pintu kandang," ujar seorang tokoh desa, Didi Nuriadi, saat dihubungi Tempo, Rabu, 23 Oktober 2013.
Kandang perangkap berukuran 250 x 40 x 60 sentimeter itu juga rusak parah sehingga tak bisa dipakai lagi. Saat seekor macan tertangkap, kata Didi, tiga ekor macan lainnya berkeliaran di luar kandang. Menurut laporan warga yang memantau dari jarak aman, ketiga macan itu mencari umpan bangkai domba di luar kandang perangkap lalu menggondolnya ke dalam hutan.
Pembuatan perangkap itu menyusul empat ekor domba gembala yang disergap empat ekor macan tutul hingga mati pada Selasa sore lalu di dekat Kampung Pasir Muncang. Sebelumnya, kata Didi, ada empat laporan dari warga soal macan tutul yang dikaitkan dengan hilang atau matinya ternak, seperti ayam, bebek, anjing, dan domba. Seekor macan berhasil ditangkap hidup-hidup pada 13 Oktober 2013 lalu.
"Tadinya warga sudah sepakat kalau tertangkap macannya tidak akan dibunuh," katanya. Warga sudah meminta bantuan ke petugas dan lembaga konservasi untuk menangkap macan dengan kandang besi yang lebih kuat.
Kepala Polisi Hutan Resor Suaka Margasatwa Cikepuh Iwan Setiawan mengatakan, pihaknya hari ini mengusahakan pemakaian dua kandang besi pinjaman dari pusat karantina satwa liar Cikananga. "Kandang akan dipasang di kampung yang pernah kedatangan macan tutul," ujarnya.
Iwan mengatakan, kemarin pihaknya tidak bisa cepat datang sambil membawa kandang setelah ada serangan macan tutul ke ternak. Sebab, jarak tempuh ke lokasi dari kantornya cukup jauh dan jalannya berbatu.
ANWAR SISWADI