TEMPO.CO, Jakarta - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menggandeng China Non-Ferrous Metal Industry's Foreign Engineering and Construction Co.Ltd (NFC) untuk menggarap tambang timah dan seng di Dairi, Sumatera Utara. Proyek tersebut dimiliki oleh PT Dairi Prima Mineral, salah satu anak usaha perseroan.
"Pada tanggal 22 Oktober perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama strategis dengan NFC untuk pengembangan tambang timah dan seng PT Dairi," kata Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Minerals Tbk, Muhammad Shulton, dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia, Rabu, 23 Oktober 2013.
Shulton menjelaskan, kerja sama ini akan melingkupi tiga hal. Pertama, kemitraan di bidang engineering, procurement, dan construction. Kedua, penjualan timah dan seng yang dihasilkan Dairi. Ketiga, partisipasi NFC atas kepemilikan saham di PT Dairi.
Dalam perjanjian tersebut, NFC akan menalangi proyek senilai 85 persen dari biaya yang diperlukan untuk pengembangan. "Untuk keperluan pendanaan tersebut perseroan dan NFC secara bersama-sama akan mengadakan studi kelayakan," kata Shulton.
Investor Relations PT Bumi Resources Minerals Tbk Herwin Hidayat saat dihubungi terpisah menyatakan, studi kelayakan akan rampung dalam dua-tiga bulan ke depan. Jumlah pendanaan, katanya, menunggu dari hasil studi tersebut. "Jadi, jumlahnya masih belum diketahui. Berapa pun jumlahnya, NFC berkomitmen untuk menyediakan 85 persen dari total pendanaan yang dibutuhkan," ujarnya kepada Tempo.
Ia melanjutkan, bentuk pendanaan terdiri dari beberapa opsi, seperti injeksi ekuitas di PT Dairi atau berupa pembiayaan. Namun, ia memastikan biaya pendanaan akan efisien. "Belum ada opsi yang ditentukan," kata Herwin.
Menurut Herwin, Dairi memilki jumlah cadangan timah sebanyak 11 juta ton. Sumber daya juga besar, yakni 25 juta ton dengan kualitas metal 11,5 persen zinc grade.
Di bulan September, Bumi Resources telah menggelontorkan dana senilai US$ 54.313 untuk biaya eksplorasi Dairi. Kegiatan sudah masuk ke perpanjangan tahap konstruksi kelima. Eksplorasi dilakukan di beberapa area, yaitu Prospek Anjing Hitam di Kecamatan Siempat Nempu Hilir, Dairi, Sumatera Utara, dan prospek di wilayah kontrak karya di Kabupaten Pak Pak Bharat, Sumatera Utara.
Sementara anak usaha lainnya, yakni PT Citra Palu Minerals, memasuki tahap studi kelayakan. Di bulan September, perseroan mengeluarkan uang sebesar US$ 239.090 untuk Blok I dan IV di Sulawesi Tengah. PT Gorontalo Minerals juga masuk ke dalam tahap studi kelayakan dengan biaya yang dikeluarkan sebesar US$ 237.185. Di wilayah ini, perseroan menggarap empat blok di daerah Sungai Mak, Cabang Kiri, Motomboto, dan regional blok I.
RIRIN AGUSTIA
Berita Terpopuler:
Miing Bagito: Jalan Banten Rusak oleh Lamborghini
4 Alasan BlackBerry Akan 'Mati' di Indonesia
KPK Sita Printer dan Dokumen Dinkes Tangsel
Bunda Putri Sering Mengaku Alumnus Minyak ITB 75
Miing: Airin Pernah Audisi Figuran Bagito Show