TEMPO.CO, Jakarta -Trade Expo Indonesia (TEI) ke-28 yang digelar pada 16-20 Oktober 2013 membukukan total transaksi US$ 1,82 miliar. Nilai transaksi tahun ini meningkat 80,91 persen dibandingkan nilai transaksi TEI 2012 yang sebesar US$ 1,001 miliar.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menjelaskan, ada potensi nilai transaksi lebih besar karena banyak pembeli yang mengunjungi produsen di daerah untuk melihat proses produksi secara langsung. "Jika realisasi kontak dagang yang telah tercatat diakumulasi dengan yang masih dalam tahap negosiasi, maka target US$ 2 miliar sangat mungkin tercapai," kata Gita di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2013.
Porsi transaksi terbesar dibukukan oleh transaksi investasi dengan nilai US$ 1,068 miliar atau 58,68 persen dari total transaksi di TEI. Investasi ini datang dari 10 negara yaitu Jepang, Inggris, Amerika Serikat, Taiwan, Australia, Rusia, India, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Nigeria. Transaksi produk dicatat senilai US$ 692,2 juta dan transaksi jasa dicatat sebesar US$ 65,9 juta.
Gita mengungkapkan, pembeli di ajang TEI didominasi oleh negara-negara non-tradisional. "Kali ini ada buyer pendatang baru yang berasal dari Suriname, Papua Nugini, Yaman, Aljazair, Bulgaria, dan Kamerun yang melakukan transaksi cukup besar. Hal ini menunjukkan kebijakan diversifikasi pasar oleh pemerintah mulai menunjukkan hasil," kata dia.
TEI 2013 diikuti oleh 1.511 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Pameran ini dikunjungi oleh 9.343 pembeli dari 118 negara.