TEMPO.CO, Batam - Wakil Gubernur Kepulauan Riau Soerya Respationo menduga ricuh lahan Tanjung Uma sudah disusupi kepentingan politik.
"Masalah lahan menjadi pintu untuk memasukkan unsur politik dan SARA. Kalau termakan, Batam bisa rusuh," kata Soerya usai rapat Muspida di Batam, Rabu malam lalu.
Ia mengatakan sudah berupaya menenangkan masyarakat dengan mendatangi mereka tapi aksinya justru ditentang warga.
“Kalau saya kemudian diancam, diteror, dilempar roti, itu konsekuensi pemimpin," kata Soerya. Ia mengakui saat unjuk rasa berlangsung, rumahnya dijaga belasan ribu pendukungnya.
Kordinator Laskar Merah Putih, Purwadi menjelaskan lahan milik PT.Cahaya Dinamika Abadi itu dialokasikan pihak BP Batam ( dulu Otorita Batam ) pada 2003.
Baca Juga:
Menurut dia, posisi wakil gubernur di Laskar Merah Putih sebagai dewan pembina. “Tapi dia hadir saat unjuk rasa itu bukan sebagai dewan pembina. Dia hadir sebagai wakil gubernur yang berniat melerai," ujarnya.
RUMBADI DALLE| ANTARA| ISTI
Topik Terhangat:
Sultan Mantu|Misteri Bunda Putri |Gatot Tersangka| Suap Akil Mochtar |Dinasti Banten
Berita Terpopuler:
Miing Bagito: Jalan Banten Rusak oleh Lamborghini
Kantor Diubek-ubek KPK, Anak Buah Airin Bungkam
Miing: Airin Pernah Audisi Figuran Bagito Show
Inilah Kantor Wawan sebagai Wali Kota Malam
Bunda Putri Sering Mengaku Alumnus Minyak ITB 75