TEMPO.CO, Madiun – Sebanyak 112 warga Desa Jetis Lor, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, mengalami keracunan setelah menyantap hidangan yang tersaji dalam hajatan ngunduh mantu di rumah Sami, salah seorang warga setempat, Kamis malam, 24 Oktober 2013. "Ada yang merasa mual, pusing, diare, dan muntah-muntah,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan Pacitan, dokter Eko Budiono, saat dihubungi, Jumat, 25 Oktober 2013.
Keluhan itu dirasakan warga saat berada di lokasi hajatan dan setelah tiba di rumah masing-masing. Mereka akhirnya dibawa ke puskesmas terdekat, yakni di Desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan, untuk dirawat. Dari hasil pemeriksaan petugas kesehatan, Eko melanjutkan, kondisi mereka berkategori ringan dan sedang. Hingga akhirnya seluruhnya diperbolehkan pulang.
Meski demikian, pihak Dinas Kesehatan tetap mengambil sampel makanan, minuman, muntahan, dan berak dari para warga yang keracunan untuk diperiksa di laboratorium Dinas Kesehatan. Petugas juga mengirim sampel makanan, minuman, dan cairan yang dikeluarkan warga ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan dan ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan, Surabaya, Jumat sore.
Upaya itu bertujuan mengetahui secara pasti penyebab keracunan tersebut. "Dugaan awalnya, keracunan ini berasal dari makanan atau minuman. Mungkin karena cara masaknya yang keliru,’’ jelas Eko. Masakan yang disajikan tuan rumah dalam hajatan ngunduh mantu itu adalah nasi, sambal goreng kentang dan daging sapi. Adapun minumannya adalah teh hangat.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Pacitan, Ajun Komisaris Sukimin, menyatakan upaya penyelidikan tengah dijalankan. Lima orang saksi sudah dimintai keterangan tentang keracunan massal tersebut. "Mereka adalah orang yang mengalami keracunan. Untuk penyelidikan selanjutnya, kami masih menunggu hasil laboratorium,’’ jelasnya.
NOFIKA DIAN NUGROHO