TEMPO.CO, Ciamis - Sekitar 420 hektare sawah di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Ciamis, selalu menjadi langganan banjir di musim hujan. Maklum, wilayahnya berdekatan dengan bantaran dan muara Sungai Citandui di pantai selatan. Ratusan juta rupiah uang petani untuk membeli bibit dan pupuk hilang kala bencana itu terjadi.
Tahun 2010 mereka mulai melakukan uji coba untuk menanam padi apung dengan sabut kelapa yang mengambang ketika air menggenang sawahnya. Upaya yang difasilitasi Ikatan Petani Pengendali Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI) itu gagal karena tidak efektif.
Kuswita Adinata, Sekretaris Jenderal IPPHTI, menjelaskan warga kemudian memakai polibag. Gagal juga karena terlalu mahal. “Mereka lantas memakai rakit yang dihampari jerami,” katanya, Rabu, 23 Oktober 2013 lalu.
Tanpa ada bantuan dari pemerintah, jurus itu berhasil. April 2013 lalu mereka panen 6,2 ton dari satu hektar padi apung. Ini setara dengan hasil panen padi di daratan. Ketika musim kemarau di bulan Mei, lokasi itu menjadi daratan dan ditanami sayur-sayuran. Sebanyak 184 unit rakit ditarik ke Sungai Cintandui.
Penggunaan jerami ternyata menguntungkan. Bukan apa-apa, selama ini para petani menganggapnya sampah dan membakarnya. Padahal, di dalamnya banyak tersimpan urea dan zat kalium. Dengan demikian, petani tidak perlu lagi membeli pupuk urea yang harganya Rp 1500/kg. Untuk sawah seluas 1 hektar dibutuhkan urea 7 kuintal atau senilai Rp 800.000/ha.
IPPHTI dan warga kini mengembangkan padi tadas atau tahan dampak air asin. Selain itu, mereka melakukan reforestasi hutan mangrove dan tanaman pangan. “Kami tak ingin gagal terus karena ini menyangkut keberlangsungan hidup petani,” kata Kuswita.
UNTUNG WIDYANTO
Topik Terhangat:
Sultan Mantu|Misteri Bunda Putri |Gatot Tersangka| Suap Akil Mochtar |Dinasti Banten
Terpopuler
Proyek Wawan di Kantor Airin: Trotoar Rp 17,8 M
Pengacara Tak Tahu Suami Airin Punya Wanita Lain
Seks Oral di Kantin Sekolah, Dua Pelajar Dihukum
Proyek Wawan di Kantor Airin: Rehab Sungai Rp 11 M
Ruhut: Katanya Ormas Budaya, PPI Kok Ngomong Gosip