TEMPO.CO, Jakarta - Depresiasi kurs dolar Amerika terhadap mata uang utama dunia membuat posisi rupiah semakin kuat. Di pasar uang, Jumat, 25 Oktober 2013 hingga pukul 11.10 WIB, rupiah ditransaksikan menguat di kisaran 11.005 per dolar Amerika. Penguatan rupiah juga dialami oleh hampir seluruh mata uang regional Asia lainnya.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan apresiasi rupiah terimbas oleh penguatan yang dialami mata uang rival dolar Amerika. "Mata uang euro dan pound kemarin masing-masing naik 0,18 persen dan 0,24 persen."
Di pasar Asia, optimisme investor terhadap data manufaktur Cina yang melebihi harapan membuat nilai tukar mata uang Asia merangkak naik. Pemulihan ekonomi Cina dengan sendirinya akan memicu perbaikan volume ekspor yang pada akhirnya meningkatkan likuiditas dolar.
Kurs rupiah di pasar non-deliverable forward (NDF) 1 bulan kemarin menguat ke kisaran 10.914 per dolar Amerika. Sementara itu, Bank Indonesia tetap menahan kurs JISDOR di kisaran 11.268 per dolar Amerika.
Menurut Rangga, melemahnya dolar masih akan membuat rupiah stabil walaupun tekanan permintaan impor menjelang akhir bulan biasanya membawa tendensi pelemahan jangka pendek. "Pasar juga akan mulai fokus ke pengumuman inflasi dan neraca perdagangan pada hari pertama November."
PDAT | M. AZHAR
Topik Terhangat:
Sultan Mantu | Misteri Bunda Putri | Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Dinasti Banten
Berita Terpopuler:
Mitos di KPK, Tahanan Punya Istri Lebih dari Satu?
Pengacara Tak Tahu Suami Airin Punya Wanita Lain
Seks Oral di Kantin Sekolah, Dua Pelajar Dihukum
Menteri Gamawan: FPI Aset yang Perlu Dipelihara
Ruhut: Katanya Ormas Budaya, PPI Kok Ngomong Gosip