TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia membatalkan laga uji coba tim nasional Indonesia melawan Mali yang rencananya digelar pada 4 November 2013. Hal itu ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono, saat ditemui di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kamis, 24 Oktober 2013.
Joko mengatakan, pembatalan tersebut salah satunya disebabkan karena waktu pertandingan yang dirasa tidak tepat. “Semula kami ingin menggeser laga menjadi 5 November tapi terlalu mepet dengan keberangkatan timnas ke Korea Utara,” kata Joko.
Sebagai gantinya, lanjut Joko, Kirgistan bakal menjadi lawan tanding sebagai pemanasan bagi anak-anak asuhan Jacksen F. Tiago sebelum meladeni Cina di kualifikasi Piala Asia 2015. Joko mengatakan pertandingan tim Merah Putih kontra Kirgistan akan digelar pada 1 November 2013 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Joko menambahkan, timnas Kirgistan tak kalah bagus dibandingkan tim-tim lainnya. Dari sisi peringkat FIFA, Kirgistan jauh lebih baik dari Indonesia karena berada di posisi 150. Sementara Indonesia nangkring di posisi 162. “Saya pikir tidak akan mudah melawan Kirgistan,” ujarnya.
Sedangkan partai antara Indonesia melawan Korea Utara, lanjut Joko, tidak mengalami perubahan. Tim Garuda dijadwalkan berangkat pada 6 November ke Korea Utara dan akan saling berhadapan tiga hari kemudian.
Sementara itu, pelatih timnas Indonesia Jacksen mengaku tidak mau ambil pusing ihwal perubahan laga uji coba. Pelatih asal Brasil ini memilih untuk berfokus melatih Boaz Solossa cs. Jacksen pun enggan memberikan komentar seputar pertandingan nanti. “Kami sedang meningkatkan kondisi fisik pemain. Saya bersyukur semua berjalan lancar,” ucap Jacksen.
Seperti diberitakan, Indonesia dijadwalkan menggelar dua laga pemanasan sebelum melawan Cina pada lanjutan kualifikasi Piala Asia 2015, 15 November mendatang. Timnas Indonesia sendiri berhasil menahan imbang Cina 1-1 pada partai pertama yang digelar di Stadion GBK. Indonesia baru mengemas satu poin dan berada di dasar klasemen di bawah Arab Saudi, Cina, dan Irak.
ADITYA BUDIMAN