TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berjanji bakal merayu warga yang masih bertahan di bantaran Waduk Ria Rio, Pulomas, Jakarta Timur. Dia berencana menemui warga dan organisasi masyarakat Front Betawi Rempug, yang disebut mencegah relokasi. "Nanti saya ajak bicara semuanya, pasti rampung," ujar Jokowi setelah meresmikan amphiteater di Waduk Pluit, Jakarta Utara, pada Ahad, 27 Oktober 2013.
Tetapi Jokowi masih merahasiakan strateginya merayu warga yang tinggal di lahan yang disengketakan oleh keluarga mantan Wakil Presiden Adam Malik itu. Bisa saja dengan cara makan siang bersama--seperti yang pernah dia lakukan dengan warga Waduk Pluit--atau ada cara lain.
Kini, salah satu hambatan dalam merelokasi warga yang tinggal di tanah sengketa bukan hanya berasal dari penolakan warga. Rusunawa Pinus Elok di Jakarta Timur, yang sejatinya bakal menjadi tempat tinggal mereka, sekarang sudah penuh karena diisi tambahan warga dari Pluit, Jakarta Utara.
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo, Budhi Karya, mengatakan sisa warga Ria Rio akan mendapat kompensasi yang sama dengan warga yang sudah direlokasi sebelumnya. "Kami inventarisasi dulu. Pada prinsipnya, mereka akan dapat fasilitas dan uang yang sama," kata Budhi. PT Jakarta Propertindo merupakan induk PT Pulomas Jaya, perusahaan BUMD pengelola lahan Waduk Pluit.
ANGGRITA DESYANI
Topik terhangat:
Misteri Bunda Putri | Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Dinasti Banten
Berita lainnya:
Jokowi: Blusukan di Jakarta Bikin Nangis
Demokrat Ditelanjangi, Ical: Bukan TV One
Pelaku Memanggil Adiguna Sutowo dan Istrinya
Mau Untung Besar dari Sengon, Ini Rumus Jokowi
El Clasico, Neymar Gemilang, Bale Tenggelam