TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resort Jakarta Barat menangkap anak buah Hercules, yakni Fransisco Soares Recado alias Bobby, 42 tahun. Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Hengky Hariadi, mengatakan polisi menyita enam buah senjata api saat membekuk Bobby.
Polisi juga menyita 26 butir peluru, di antaranya 12 peluru memiliki diameter 3,2 milimeter, 8 peluru berdiameter 4,7 mm, dan 6 peluru berdiameter 5,9 mm. "Saat ditangkap di sebuah hotel di Karawang, Jawa Barat, Bobby sedang bersama istri keduanya," kata Hengky di Mapolres Jakarta Barat pada Rabu sore, 30 Oktober 2013.
Bobby diduga merupakan tangan kanan Hercules. Lelaki kelahiran Timor Leste ini, kata Hengky, merupakan orang yang menyembunyikan Irene Tupessy alias Kill Bill di rumah Hercules di Indramayu, Jawa Barat, pada Maret 2012. Kill Bill diburu terkait kasus penyerangan di rumah duka RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, pada 23 Februari 2012. "Sehingga masyarakat bisa menyimpulkan jaringan premanisme ini adalah kelompok Hercules," kata dia.
Penangkapan Bobby bermula dari pengembangan penahanan sekitar 30 orang dalam komando Tommy Ismail, 44 tahun, pada Ahad lalu. Mereka ditangkap di Kapuk Kebun Sayur Pertamina RT 06 RW 07 Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, setelah terlibat tawuran dengan warga sekitar. Tawuran dilatarbelakangi oleh kelompok Tommy yang kerap memeras warga dengan dalih membayar uang keamanan.
Bobby diburu polisi lantaran namanya tercantum dalam kuitansi pembayaran keamanan warga terhadapnya. Ada sekitar Rp 60 juta dan bon bahan material yang ditulis atas nama Bobby.
Bobby akan dijerat dengan Pasal 368 KUHP tentang Pemerasan, Pasal 170 KUHP tentang melakukan kekerasan bersama-sama, dan Pasal 335 KUHP tentang Perbuatan Tidak Menyenangkan. Selain itu, Bobby akan dituntut karena kepemilikan senjata api. Dengan begitu, ia akan diancam dengan kurungan maksimal 20 tahun penjara.
Dalam kawalan sekitar sepuluh anggota Tim Pemburu Preman bersenjata lengkap, Tommy mengakui telah melakukan pemerasan sejak 2010. Uang hasil pemalakan itu dipakai oleh dia memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kendati demikian, ia lupa berapa total nomimal yang ia kumpulkan. "Jumlahnya cukup untuk bertahan hidup."
Kapolres Jakarta Barat Komisaris Besar Fadil Imran mengatakan, dalam kasus Ahad lalu, polisi telah menangkap empat tersangka. Mereka adalah Tommy, Marshel, Jose Fransisco alias Tara, dan Boby. Kini, masih ada seorang lagi pentolan premanisme yang diburu polisi. Ismail adalah nama DPO yang kini masuk dalam bidikan Tim Pemburu Preman Polres Jakarta Barat. "Target kami memberangus premanisme di wilayah Jakarta Barat."
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Baca juga:
Ayah Korban Kasus Video SMP 4: Anak Saya Ketakutan
Soal Lurah Susan, Menteri Gamawan Pasrah
Dinasihati MUI Soal Lurah Susan, Ini Jawab FPI
Ahok: Tahun Ini Jakarta Lebih Siap Hadapi Banjir