TEMPO.CO, Jakarta - Mentari sudah di ubun-ubun, namun Tardi, 40 tahun, yang berkeliling dari gang ke gang di kawasan Cipinang, Jatinegara, Jakarta Timur, belum juga mendapat rezeki dari usaha jasa servis payungnya. Lelaki ceking yang tubuhnya dilelehi peluh itu mengaku berat melakoni profesi barunya itu. “Tapi saya butuh makan,” katanya, Jumat lalu.
Tardi mengatakan terpaksa benting setir menjadi tukang servis payung setelah berhenti dari pekerjaan sebagai pengamen topeng monyet. Bosnya, Sarinah, 37 tahun, memutuskan menghentikan pertunjukan topeng monyet keliling. Sarinah memilih mengandangkan enam ekor monyetnya karena takut dirazia. Sejak pekan lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melancarkan program Jakarta Bebas Topeng Monyet 2014.
Saat menjadi pengamen topeng monyet, Tardi mengaku memperoleh penghasilan Rp 20-25 ribu per hari. “Kalau ngamen topeng monyet, pasti dapet duit, minimal buat makan. Nah, ini seribu perak juga enggak,” ujar pria yang mengaku menjadi pengamen topeng monyet sejak kecil ini.
Tardi berharap Pemerintah Provinsi DKI dapat memberikan pekerjaan baginya yang tidak sampai lulus sekolah dasar. “Saya minta sama Pak Jokowi, kalau memang topeng monyet dilarang, kami dikasih kerjaan dulu. Kalau begini, mau makan saja susah, duit enggak ada,” ujarnya.
Tardi tidak sendiri. Puluhan pengamen topeng monyet lainnya juga beralih profesi. Dede Taryono, 30 tahun, warga Bendungan Melayu, Rawabadak Selatan, Koja, Jakarta Utara, misalnya, memutuskan berhenti mengamen topeng monyet dan beralih menjadi penjahit kelambu. “Saya meneruskan usaha ibu jadi penjahit kelambu,” ujarnya.
Jika dibanding Tardi, Dede termasuk beruntung. Uang kerohiman Rp 4 juta dari empat monyetnya yang terjaring razia digunakan untuk memproduksi kelambu, yang bisa menghasilkan pendapatan mencapai Rp 2,25 juta per hari. “Saya jual kelambu ini di toko-toko dekat rumah dulu,” kata Dede.
Sedangkan Kadmari, 40 tahun, pengamen topeng monyet yang tinggal di perkampungan topeng monyet Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, kebingungan setelah dua ekor monyetnya terjaring razia petugas Satpol PP. Memang Kadmari memperoleh uang kerohiman Rp 2 juta. Namun dia pesimistis uang tersebut bisa digunakan untuk menghidupi keluarganya. “Anak saya ada sepuluh yang masih butuh makan dan biaya lainnya,” ujarnya.
AFRILIA SURYANIS | ISTMAN MP
Berita terkait:
FOTO Pengamen Topeng Monyet `Tiarap`
Topeng Monyet Dirazia, Pawang Diberi Rp 1 Juta
Juragan Topeng Monyet Berharap Belas Kasihan Jokowi
Razia Topeng Monyet Dianggap Tabrak Budaya Betawi