TEMPO.CO, Madiun – PT Kereta Api Indonesia bakal melaksanakan penertiban terpadu untuk pedagang asongan yang nekat berjualan di dalam rangkaian kereta api. Selain menerjunkan ratusan personel Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska), kegiatan yang dimulai Jumat, 1 November 2013, itu juga melibatkan Polisi Militer TNI.
"Penertiban ini dilaksanakan secara serentak. Petugas dari masing-masing daop (daerah operasi) akan bergabung,’’ kata Manajer Hubungan Masyarakat PT KAI Daop VII Madiun, Gatut Sutiyatmoko, Kamis, 31 Oktober 2013.
Ia menjelaskan, penertiban pedagang asongan itu difokuskan pada kereta api ekonomi dari berbagai rute. Sebab, kereta kelas ekonomi kerap diserbu pengasong untuk menjual nasi bungkus, air mineral, dan kue brem, yang merupakan jajanan khas Madiun. Kondisi semacam itu dinilai tidak memenuhi standar pelayanan minimal angkutan umum.
Bahkan, dia melanjutkan, standar kereta api harus bersih dari pedagang asongan sudah diatur dalam Instruksi PT KAI Nomor 2/LL.m006/KA 2012. "Kami berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan sterilisasi kereta dan lingkungannya. Maka, petugas melarang masuk pedagang ke ruang tunggu penumpang,’’ Gatut menjelaskan.
Meski begitu, ia mengungkapkan, pengasong tetap nekat masuk melalui ‘jalan tikus’ dari perlintasan kereta api di Jalan Yos Sudarso. Dalam waktu dekat, pihak PT KAI akan menutup celah-celah yang menjadi akses pengasong masuk ke stasiun. "Saat ini kami akan menertibkan yang di dalam kereta dulu,’’ kata dia.
Ditanya tentang target waktu dari upaya penertiban, Gatut tidak menjelaskan secara gamblang. Menurut dia, yang terpenting saat ini pihak PT KAI bersama POM TNI terus berusaha membersihkan pedagang asongan yang berjualan di rangkaian kereta maupun di dalam stasiun. "Dalam hal ini kami tetap mengedepankan cara-cara persuasif agar tidak menimbulkan gejolak,’’ ujar Gatut.
Selasa siang, 29 Oktober 2013, puluhan pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Asongan Stasiun Madiun (PASMA) memprotes pihak Stasiun Madiun dan Daop VII Madiun yang melarang mereka berjualan di dalam stasiun. Aksi itu diwarnai kericuhan lantaran pedagang terlibat aksi dorong dengan Polsuska di pintu masuk penumpang.
Kepala Kepolisian Resor Madiun Kota, Ajun Komisaris Besar Anom Wibowo, menyatakan akan mendukung pengamanan stasiun jika terjadi aksi protes pedagang asongan. "Kalau memang dibutuhkan, petugas akan ikut mengamankan di stasiun,’’ kata dia.
NOFIKA DIAN NUGROHO
Berita Terpopuler:
Tolak Ahok, PPP Dinilai Mirip Anak Kecil
iPhone 4 Laris Manis di Indocomtech 2013
Punya Rp 60 M, Pejabat Ini Hanya Mengaku Rp 1,2 M
Alma Aini, Bocah Hilang di Monas, Ditemukan
KSAU: Udara Natuna Kini Milik Singapura
Indonesia Tunggu Kepastian Hibah Kapal Selam Rusia