TEMPO.CO, Depok - Warga Depok melayangkan protes kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan, Kabupaten Bogor. Pasalnya, sebanyak 6.000 pelanggan di Depok merasa dirugikan atas matinya air bersih selama 7 jam pada Rabu 30 Oktober 2013, tanpa adanya pemberitahuan. Akibatnya, pelanggan di Depok tidak sempat mengantisipasi kondisi itu.
"PDAM kok begini terus ya, tanpa ada pemberitahuan kepada pelanggan tiba-tiba air tidak jalan, ini sangat mengganggu aktifitas kami," kata Robino Hutapea, salah satu pelanggan PDAM Kahuripan, Rabu, 30 Oktober 2013.
Robino mengaku kesal karena dirinya kesulitan mendapatkan air bersih lantaran tak memiliki sumur tanah dan bak penampungan. Banyak aktifitas warga yang terganggu akibat matinya air PDAM. Menurut dia, matinya distribusi air terjadi sejak pukul 00.30 hingga pukul 8.00, Rabu, 30 Oktober 2013. "Jam 8 itu belum normal, hanya keluar sedikit-sedikit. Jam 11 siang baru normal."
Robino mengatakan, keluarganya dan warga sekitar terpaksa tidak mandi karena tak memiliki air. Sedangkan untuk keperluan memasak dan minum terpaksa membeli air isi ulang. "Dari pada menunggu lama yang belum jelas pukul berapa air baru hidup, saya terpaksa membeli air isi ulang," kata warga Perumahan Cening Pmpe, RW 27, Kelurahan Sukamaju, Cilodong, Depok itu.