TEMPO.CO, Damaskus - Presiden Suriah, Bashar al-Assad, siap melakukan pembicaraan perdamaian. Akan tetapi, syaratnya, kekuatan asing harus menghentikan dukungannya terhadap para pemberontak.
Pernyataan Assad itu disampaikan dalam sebuah pertemuan dengan utusan khusus PBB dan Liga Arab, Lakhdar Brahimi, di Damaskus, Rabu, 30 Oktober 2013.
"Rakyat Suriah satu-satunya yang memiliki hak menentukan masa depannya. Solusi atau kesepakatan (apa pun) harus diterima oleh rakyat Suriah dan mencerminkan keinginannya," kata Assad kepada Brahimi.
Pertemuan Assad dengan Brahimi diselenggarakan sebagai bagian dari kunjungan regional (ke Timur Tengah) guna mendukung inisiatif pembicaraan perdamaian yang digagas Amerika Serikat dan Rusia di Jenewa bulan depan.
Pada kesempaan itu, Assad juga mengatakan seharusnya tidak boleh ada intervensi asing untuk mencari solusi perang saudara di Suriah. Dalam perang ini sekitar 115 ribu orang tewas sejak pecah 31 bulan silam.
"Mengakhiri dukungan terhadap para teroris dan menekan sejumlah negara agar tidak memberikan sokongan kepada mereka itu sangat penting demi menuju langkah persiapan dialog," ucap Assad.
Sejak dimulainya perlawanan terhadap Assad, Maret 2011, Damaskus secara sistematis menyebut kelompok pemberontak mendapat dukungan asing. "Sukses tidaknya solusi politik terkait dengan penghentian dukungan terhaap kelompok-kelompok teroris," kata Assad.
AL-JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler
Tolak Ahok, PPP Dinilai Mirip Anak Kecil
Polisi Penangkap Heru Teman Sekelas di SMA
Kekayaan Prabowo Lebih dari Rp 1,6 Triliun
Nur Mahmudi Tak Mau Depok Diambil Jokowi
DNA di Ganja Sama dengan DNA Akil Mochtar