TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku dan motif aksi penyiraman air keras terhadap Barry "Saint Loco" yang terjadi di Malang, Jawa Timur, pada Sabtu, 29 Oktober 2013 lalu masih belum terungkap. Walhasil, banyak rumor beredar tentang berbagai motif yang membuat Barry akhirnya disiram air keras.
Manajer band Saint Loco, Ingga Jaya Purda, dalam perbincangan dengan Tempo menyebut beberapa motif yang beredar di masyarakat terkait aksi penyiraman air keras itu.
"Jika hal ini dikaitkan dengan sikap kritis Barry dalam menolak pengurukan laut Teluk Benoa seluas 838 hektare, itu tidak benar. Karena Saint Loco tidak pernah ikut hal-hal politik. Kritisnya bukan hal tentang negara, tetapi lebih kritis untuk membuat anak-anak yang mencintai lagu rock, bisa menjadi lebih baik," ungkap Ingga kepada Tempo, Rabu, 30 Oktober 2013.
Adapun motif lain yang menghubungkan penyiraman itu ditujukan untuk vokalis Superman Is Dead, menurut Ingga karena hal itu berawal dari media di Malang yang mendapatkan keterangan dari saksi. "Saksi itu menyebut ada orang yang bertanya, 'apakah ini hotelnya SID atau bukan'," kata Ingga. Hotel yang ditempati Saint Loco saat itu adalah Hotel Savana Malang.
Ingga mengatakan saat itu vokalis Saint Loco sempat bernyanyi bareng SID di akhir acara. Karena itu, kata dia, mereka pulangnya terakhir. "Saat penyiraman bahkan sudah ada beberapa anak Saint Loco yang sudah tertidur. Dan yang ada di lobi hotel memang hanya anak-anak SID dan Barry."
Ingga menyayangkan pelaku yang tidak buru-buru ditangkap setelah penyiraman. Saat itu, kata dia, ada yang menyangka aksi penyiraman itu adalah untuk kejutan ulang tahun. Dan setelah penyiraman, kata dia, menurut seorang penyidik Barry berteriak dalam bahasa Inggris sehingga satpam setempat tidak mengerti. "Jadi mereka tidak cepat tanggap," ujarnya.
ANINDYA LEGIA PUTRI
Topik Terhangat:
Suap Bea Cukai | Buruh Mogok Nasional | Suap Akil Mochtar | Misteri Bunda Putri | Dinasti Banten
Berita Terpopuler:
Detik-detik Menegangkan Penangkapan Heru
Soal Lurah Susan, Menteri Gamawan Pasrah
Kekayaan Prabowo Lebih dari Rp 1,6 Triliun
Tolak Ahok, PPP Dinilai Mirip Anak Kecil
Polisi Penangkap Heru Teman Sekelas di SMA