Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pameran Pramuria Eko Dompu Terkait Soal AIDS  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Lukisan asli Sudjojono dari katalog Galeri Canna. TEMPO/Prima Mulia
Lukisan asli Sudjojono dari katalog Galeri Canna. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perupa Muhammad Yakub, 51 tahun, yang lebih dikenal dengan nama Eko Dompu, memamerkan karya berkisah kehidupan malam di Sellie Coffe, Prawirotaman, Yogyakarta, 26 Oktober-6 November 2013. Pameran bertajuk “Pramuria” ini merupakan pameran tunggal pertama Eko Dompu. Pameran ini diselenggarakan untuk menyambut hari acquired immunodeficiency syndrome atau AIDS se-dunia yang jatuh 1 Desember.

Eko Dompu melukis kehidupan malam di Kramat Tunggak, Jakarta, dan Pletok, Pasar Darurat, dan Indramayu, Jawa Barat. Ada 12 lukisan dan sembilan sketsa yang dipamerkan. Eko Dompu saat pembukaan pameran tidak datang. Penyakit asam urat membuat Eko batal datang. Anaknya, Rembrand, yang datang menggantikannya.

Enam tamu pria mengitari meja. Ada yang duduk berhadapan. Ada juga yang berdiri. Mereka rata-rata berotot. Model potongan rambut mereka mirip kulit binatang landak. Di atas meja itu terdapat empat botol minuman alkohol. Ini adalah salah satu karya Eko Dompu berjudul Jakarta Teguh Beriman. Lukisan ini Eko Dompu buat pada 1987. “Laki-laki yang di lukisan itu teman-teman saya,” kata Eko Dompu ketika dihubungi Tempo.

Dalam karya lukisan yang lain, Eko Dompu banyak mengeksplorasi pramuria, muncikari, dan lelaki hidung belang yang bertamu di kafe yang ada di Jakarta. Eko melukis pramuria yang bertubuh setengah telanjang. Ada pula muncikari yang telanjang sedang berkaca.

Kurator pameran, Mikke Susanto, mengatakan pameran ini menggambarkan gemerlap dunia malam. Eko Dompu memilih pameran di kafe untuk menemukan suasana yang pas dengan pameran tunggalnya. “Karya Eko Dompu menggambarkan catatan pribadi tentang dunia malam,” kata Mikke.

Eko Dompu, menurut dia, banyak terpengaruh seniman maestro Prancis bergaya ekspresionis. Misalnya Claude Monet dan Rembrandt. Eko Dompu juga mengenal pelukis maestro Indonesia, seperti Hendra Gunawan dan Sudjojono.

Eko Dompu dikenal memiliki kemampuan teknik mendekati maestro pelukis dunia dan Indonesia. Ia mengenal karya maestro Indonesia dari seorang restorator tua di Jakarta pada 1991. Pada waktu bersamaan, Eko Dompu kerap membantu di studio restorator itu. Ia juga pernah diajak dealer seni berkunjung ke museum dan rumah kolektor untuk melihat karya asli para pelukis Indonesia.

Eko Dompu adalah alumni Jurusan Pertanian Universitas Muhammadiyah Mataram. Ia pernah mendaftar di Akademi Seni Rupa Indonesia pada 1983. Namun, ia tak lolos ujian masuk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nama Dompu berasal dari nama tempat kelahiran perupa itu di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Sedangkan nama Eko merupakan nama panggilannya sejak kecil. Eko pernah mengikuti pameran lukisan kelompok di Karang Jangkung, Mataram. Dia lalu hijrah ke Jakarta pada 1987. Ia juga pernah bekerja sebagai desainer biro reklame di Jakarta.

Banyak orang yang menuduh goresan Eko Dompu mirip goresan Hendra Gunawan dan Sudjojono. Eko Dompu bahkan dituding memalsukan karya dua maestro Indonesia itu.

Menurut Mikke, Eko Dompu berada di wilayah abu-abu sebagai pelukis. Jika Eko Dompu dikatakan sebagai pemalsu lukisan, Mikke mengatakan, itu adalah tuduhan. “Toh, tidak ada lembaga penghakim yang mengatakan Eko Dompu sebagai pemalsu lukisan,” kata Mikke.

Eko Dompu menyangkal tuduhan memalsukan lukisan karya Sudjojono dan Hendra Gunawan. Ia menyatakan tidak pernah mendapat order untuk melukis pesanan dari sejumlah kolektor.

Eko Dompu menepis tuduhan itu. Menurut dia, garis-garis kuasnya beda dengan lukisan dua maestro tersebut. "Lihat saja coretannya beda jauh. Tidak ada mirip-miripnya," katanya. Eko Dompu menuding banyak orang mempelesetkan lukisannya mirip Sudjojono dan Hendra Gunawan.

SHINTA MAHARANI 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

2 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

27 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

34 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

38 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

42 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

46 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman