TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo menuntut redaksi Tempo untuk meminta maaf terkait pemberitaan soal insiden tasnya dalam penerbangan Garuda, 20 Oktober 2013 silam. Sebelumnya, dia diberitakan marah-marah kepada awak kabin saat akan terbang menggunakan pesawat GA 205 yang membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta.
"Pemberitaan ini tendensius dan menodai Kemenpora, saya pegang bukti yang sangat bagus," katanya dalam jumpapers di kantor Kementerian pemuda dan Olahraga di Senayan, Jakarta Pusat pada Sabtu, 2 November 2013. Rencananya somasi berisi tuntutan permohonan maaf itu akan dilayangkan pada Senin, 4 November 2013.
Roy merasa berita yang beredar memutarbalikkan fakta karena menyebut dirinya membawa enam tas saat masuk ke kabin. Padahal rombongan Roy terdiri atas enam orang dan hanya membawa lima tas. "Masa saya sendiri membawa enam tas? kan tidak masuk akal."
Dia mengatakan sudah berkonsultasi dengan pengacara kementerian sebelum mengambil langkah hukum. Roy mengaku enggan membawa kasus ini menggunakan pasal pencemaran nama baik dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. "Saya bukan tipe orang yang karena masalah Twitter lalu lapor ke polisi," katanya.
Dia hanya ingin masalah ini menjadi pelajaran bagi wartawan yang lain agar menulis berita secara berimbang. Dia juga mengatakan Tempo melanggar etika jurnalistik dalam berita tentang insiden lima tas yang dibawa enam anggota rombongannya. "Saya dan ajudan saya sudah menjawab panjang lebar, tetapi hanya dimuat sekelumit," ujar Roy yang mengenakan batik warna cokelat dalam konferensi pers, Sabtu sore.
Dia menilai, dirinya tidak diberi ruang yang cukup untuk memberi hak jawab dan koreksi atas pemberitaan tersebut. Menurutnya, dia telah menjawab panjang lebar kepada salah seorang wartawan Tempo, tapi hanya secuil yang dikutip. "Tempo jahat!" kata Roy.
ANGGRITA DESYANI| ARIE FIRDAUS