TEMPO.CO, Bima - Ujian calon pegawai negeri sipil (CPNS) baru saja berlangsung 15 menit di lantai satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, pagi tadi sekitar pukul 09.30 Wita.
Suasana sepi, hanya panitia yang mondar-mandir di luar ruangan kelas. Bel penanda ujian telah dimulai baru saja berbunyi. Panitia mulai menyiapkan soal ujian dan membagikan ke peserta. Tiba-tiba, ada peserta yang mengerang-erang kesakitan. "Ada seorang ibu mengeluh sakit perutnya seperti mau melahirkan," kata Din, pengawas ujian, kepada Tempo, Minggu, 3 November 2013.
Peserta ujian CPNS, Nurhidawati, 28 tahun, yang tengah mengandung anak kedua itu rupanya akan melahirkan, meski usia kandungannya masih delapan bulan. Pengawas ujian lainnya, Nita, lalu melaporkan hal ini kepada sekretariat panitia, Arifin M. Amin.
Menurut Arifin, tindakan darurat akhirnya dilakukan untuk peserta di ruang nomor 4 itu. Padahal saat itu tidak ada dokter. "Beruntung ada bidan honorer K2," kata Arifin.
Tempat persalinan yang pada awalnya disiapkan di ruang kepala sekolah akhirnya tak sempat digunakan. Pasalnya, Nurhidawati sudah tak kuat berjalan sehingga persalinan dilakukan di tempat duduk. Pengawas dan bidan akhirnya membantu persalinan. "Prosesnya cukup lancar, kami kemudian membawanya ke rumah sakit," kata bidan Antin.
Namun itu bukan berarti tak ada masalah. Bayi perempuan itu tidak menangis saat lahir. "Saya langsung minta oksigen," kata Antin. Saat mobil ambulans tiba di gedung SMKN 1, ibu dan bayinya langsung dilarikan ke rumah sakit. "Ibu yang melahirkan bayinya dalam kondisi sehat," kata petugas Pol PP, M. Din
AKHYAR M NUR