TEMPO.CO, Surabaya-Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional, Hatta Rajasa, masih menganggap ide memunculkan kembali koalisi poros tengah atau poros tengah jilid II sebagai wacana. Ia juga tak mau ambil pusing keinginan memasangkan dirinya dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. "Itu kan masih wacana. Tidak apa kalau muncul, tapi masih menunggu ada waktunya," kata Hatta ditemui di sela-sela Rapat Koordinasi DPW-DPD PAN se-Jawa Timur di Surabaya, Ahad, 3 November 2013.
Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia mengumumkan hasil riset terbaru yang menilai Joko Widodo-Hatta Rajasa sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden ideal nasionalis-Islam dari poros tengah II.
Menurut LSI, sebagai calon wakil presiden dari partai politik Islam, Hatta mendapatkan dukungan di survei sebesar 31,3 persen, tertinggi dibandingkan nama-nama seperti Yusril Ihza Mahendra (Partai Bulan Bintang), Muhaimin Iskandar (Partai Kebangkitan Bangsa), Suryadharma Ali (Partai Persatuan Pembangunan), dan Anis Matta (Partai Keadilan Sejahtera).
Hatta enggan berkomentar ketika ditanya soal rencananya untuk maju di pemilihan presiden 2014-2019. Menurutnya, PAN masih berkonsentrasi untuk pemenangan Pemilihan Legislatif 2014. "Kami masih konsentrasi untuk perolehan suara Pileg. Belum mau bahas pemilihan presiden dulu," katanya.
Hasil Pemilu Legislatif itu akan dijadikan rujukan bagi PAN mengajukan calon presiden. Jika berhasil memperoleh suara cukup dan dianggap layak, maka dirinya akan maju mencalonkan diri.
Hatta juga belum bersedia memberikan komentar soal koalisi. Ia juga diam saja ketika disebut peluang koalisi terkuat saat ini adalah dengan Partai Demokrat yang dipimpin sang besan, Susilo Bambang Yudhoyono Hatta.
Menteri Koordinator Perekonomian ini mengatakan koalisi bisa dengan siapa saja. Namun, hal ini baru akan dibahas setelah Pemilu legislatif berlangsung.
AGITA SUKMA LISTYANTI