TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 30 unit Kereta Rel Listrik (KRL) yang dibeli dari Jepang akhirnya tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Ahad, 3 November 2013, pukul 16.00 WIB. Ke-30 unit KRL itu merupakan penambahan pengadaan KRL pada 2013 yang ditargetkan sebanyak 180 unit.
Manager Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa mengatakan, sesampainya di Jakarta, kereta tersebut tidak langsung dioperasionalkan. Melainkan dibawa ke Balai Yasa Manggarai, Jakarta Selatan, untuk dirakit ulang.
Alasannya, KRL seri 205 yang dibeli dari operator KRL di Jepang bernama JR East seharga Rp 1 miliar per gerbong itu adalah kereta bekas. “KRL akan menjalani perakitan ulang dan pembenahan ulang interior dan eksterior terlebih dahulu,” kata Eva kepada Tempo, Ahad.
Nantinya, kata Eva, KRL bekas itu akan dioperasikan untuk perjalanan lintas Jabodetabek, termasuk di jalur padat seperti Serpong, Bogor, dan Bekasi. “KRL akan dioperasikan setelah mendapatkan sertifikasi dari Kementrian Perhubungan,” ujarnya.
Sebanyak 180 unit KRL dalam program pengadaan 2013 ditargetkan akan tiba hingga akhir tahun ini. Rencananya, pada 11 November 2013 mendatang, akan tiba lagi sebanyak 20 unit KRL bekas dari Jepang. “Pengiriman dilakukan secara bertahap. Targetnya akhir tahun ini, 180 KRL sudah tiba di Jakarta,” ujarnya.
Kedatangan rangkaian KRL terebut sempat molor dua kali. Semula KRL dijadwalkan tiba pada September lalu. Dalam penjadwalan ulang, kereta bekas ini dijadwalkan tiba pada akhir Oktober. Namun, tidak jadi dengan alasan kereta yang akan dikirim masih digunakan di Jepang.
Penerapan e-ticket dan tarif progresif, pada awal Juli 2013, membuat jumlah penumpang KRL Commuter se-Jabodetabek naik menjadi 500-600 ribu per hari dari sebelumnya 450 ribu per hari. Untuk mengantisipasi lonjakan tersebut, PT KCJ menambah sebanyak 180 gerbong dan 50 gate pada tahun ini, dari jumlah sebelumnya ada sekitar 650 gerbong KRL Jabodetabek dan 400an gate.
AFRILIA SURYANIS