TEMPO.CO , Jakarta:Paul Anthony Ciancia, warga Los Angeles berusia 23 tahun, menggunakan senapan serbu jenis AR-15 ketika menembak kerumunan massa di Bandara Internasional Los Angeles, Jumat lalu waktu setempat. Berdasarkan aturan Negara Bagian California, senjata jenis ini dilarang diperjualbelikan.
Ciancia diyakini memiliki persediaan amunisi yang sangat banyak. "Ada lebih dari 100 gulungan amunisi yang bisa saja menghabisi semua orang di terminal," ujar Wali Kota Los Angeles, Eric Garcetti.
Aksi Ciancia menyebabkan satu orang tewas dan enam lainnya terluka. Ciancia melewati gerbang penjagaan awal bandara dan menuju food court yang terletak sangat jauh dari terminal untuk kabur. Aparat memojokkannya dan menembak dada pria berusia 23 tahun itu. Kini, Ciancia menjalani perawatan di rumah sakit Ronald Reagen dan dilaporkan dalam kondisi kritis.
Presiden AS Barack Obama sudah menerima laporan soal penembakan itu. "Kami prihatin atas terjadinya penembakan tersebut," tutur Obama kepada Reuters. Obama mengatakan hal itu disela-sela pertemuannya dengan PM Irak, Nuri al-Maliki di Gedung Putih.
Ciancia lulus pada 2008 dari sekolah menengah Katolik khusus putra, Salesianum School di Wilmington, Delaware. Teman sekolah dan orang-orang yang mengenalnya sejak kecil, mengatakan dia sangat pemalu dan sedikit canggung jika berinteraksi dengan orang lain.
CNN | AP | BBC | LOS ANGELES TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita Terpopuler
Australia Tanggapi Serius Tudingan Penyadapan
Penembak Gelap Serang Bandara Los Angeles
5 Fakta tentang Penembak di Bandara Los Angeles
Penembak di Bandara Los Angeles Berumur 23 Tahun