TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan protes karena kerap dituding sebagai penyebab kemacetan di jalan raya. Ia mengklaim kerap mendapat laporan dari kerabatnya bahwa saat menghadapi kemacetan, masyarakat mengatakan Presiden akan lewat sehingga petugas kepolisian menutup jalan.
"Saya tidak ke mana-mana, dibilangnya ini gara-gara SBY. Saya itu larang untuk tutup jalan dan bikin tambah macet," kata SBY di Istana Bogor, Kamis, 4 November 2013.
Pernyataan tersebut disampaikan untuk menanggapi laporan rekomendasi Kamar Dagang Industri yang mengeluhkan pelonjakan biaya usaha akibat kemacetan lalu lintas dalam proses distribusi dan penyuplaian. Kadin meminta Presiden untuk turun tangan dalam mengatasi masalah kemacetan sehingga tak menyebabkan kerugian bagi pelaku usaha.
Menurut SBY, masalah kemacetan adalah tanggung jawab setiap kepala daerah masing-masing. Ia mengklaim, dengan sistem pemerintahan desentralisasi, Kadin dapat melayangkan protes dan rekomendasi kepada tiap gubernur atau wali kota di daerah industri besar. "Kalau di Jakarta tanya ke Jokowi, kalau di Bandung tanya Ahmad Heryawan. Datang saja baik-baik, pasti direspons," kata SBY.
Ia juga mengklaim pernah menempuh perjalanan dari Istana hingga Hotel Sahid tanpa menutup jalan. Perjalanan menuju undangan Agung Laksono ini ditempuh selama 40 menit dengan melintasi kemacetan. "Kalau saya lewat terus menutup jalan, akan tambah ngamuk mereka."
FRANSISCO ROSARIANS
Baca juga:
Jokowi Digugat Buruh Soal Penetapan Upah
Total Penipuan Suami Eddies Adelia Rp 45 Miliar
Mantan Napi KPK Jadi Ketua NasDem Sumsel
Serang Demo Buruh, 10 anggota Ormas Diperiksa