Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saat Seniman Indonesia Memaknai K-Pop  

image-gnews
Pengunjung mengamati karya yang ditampilkan dalam eksibisi Ordinary Negotiation untuk memperingati 40 tahun peringatan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan, di Lotte Shopping Avenue, Jakarta (13/10). Istimewa
Pengunjung mengamati karya yang ditampilkan dalam eksibisi Ordinary Negotiation untuk memperingati 40 tahun peringatan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan, di Lotte Shopping Avenue, Jakarta (13/10). Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Instalasi berbentuk gambar kartun yang terletak di lantai dasar Lotte Shopping Avenue Jakarta Selatan ini mengingatkan pada game jadul seperti Mario Bros dan Pacman. Pasalnya, format yang digunakan adalah grafis 8-bit.

Terdapat patung dua dimensi yang menggambarkan seorang pria berponi samping, semntara seorang perempuan mengenakan sepatu boot tinggi yang dengan kenesnya berpose dengan tangan di belakang kepala. Di bagian belakang, terdapat gambaran tentang jati diri mereka sesungguhnya, seorang tukang tambal ban dan pegawai warung pecel lele.

Ini adalah penafsiran Narpati Awangga, alias Oomleo, tentang budaya Korea yang telah merasuk sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Bagaimana orang ingin menjadi semirip mungkin dengan idolanya. 

"K-Pop mampu membuat perubahan di berbagai negara, tak hanya di Indonesia. Ini bahkan belum bisa dilakukan oleh kebudayaan lain, seperti India yang akarnya sudah lama," ujarnya dalam media gathering, Kamis, 31 Oktober 2013 lalu.

Karya bertajuk Jakarta K-Picture Elements ini adalah bagian dari eksibisi Ordinary Negotiation yang digelar untuk memperingati 40 tahun peringatan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan. Pameran ini diselenggarakan oleh Korean Cultural Center hingga 3 November lalu. Terdapat lima seniman Indonesia dan lima seniman Korea yang berbagi ruang pameran yang mengusung tema pop culture, komoditas, dan diaspora.

Ada pula karya Prilla Tania yang bertajuk Seperti Gado-Gado berupa video sepanjang tiga menit yang didesain seperti acara memasak-memasak. Hanya saja, yang diperagakan bukanlah gado-gado, melainkan masakan Korea, Bibimbap. Disini diperlihatkan bagaimana kekuatan media dalam menanamkan informasi kultural pada publiknya, meskipun nyatanya informasi tersebut jauh dari kenyataan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seniman lain, Tintin Wulia, memberikan sebuah interpretasi menarik tentang kewarganegaraan. Ia menghadirkan sebuah mesin capit yang biasa ditemukan di pusat game atau hiburan, namun bukannya boneka yang menjadi hadiah, melainkan paspor dari sepuluh negara termiskin dan sepuluh negara terkaya. Pengunjung bisa memenangkannya hanya dengan memasukkan sekeping uang Rp 500.

Sementara itu, sebuah tulisan Hangul ditempatkan di bawah kaca pembatas (railing) lantai dua mal itu. Di sampingnya terdapat versi bahasa Indonesia dari tulisan ini: “Apakah kamu merindukan kampung halamanmu?”. Ini adalah karya dari seniman Korea Park Yongseok yang ditujukan bagi para perantau.

“Ia ingin membuat karya yang pesannya mengendap di pikiran orang yang melihatnya,” ujar Jeong-Ok Jeon, salah satu kurator pameran ini.

Dalam pameran ini beberapa seniman Korea juga menampilkan byeongpung, atau pembatas ruangan gaya baru. Byeongpung yang secara tradisional terbuat dari kertas, kini disusun dari beberapa layar monitor dan dilengkapi animasi, namun tetap mempertahankan ciri khas motif alam dan binatang seperti capung dan kupu-kupu. 

RATNANING ASIH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

33 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

40 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.