TEMPO.CO, Tripoli - Libya terancam terbelah setelah Libya Timur mendeklarasikan pemerintah sendiri yang terpisah dari pemerintahan pusat. Deklarasi itu sebagai bentuk ancaman karena pemerintah dianggap gagal mempersatukan kekuatan pemberontak dan para pemimpin kepala suku setelah Muammar Qadhafi jatuh pada 2011.
Para pemimpin gerakan persatuan bertemu pada Ahad, 3 November 2013, di kota kecil Ajdabiya. "Mereka menyatakan pemerintahan baru dengan nama Barqa atau Cyrenaica," ucap salah seorang peserta pertemuan yang tak disebutkan namanya.
Sebuah stasiun televisi pro-kelompok ini menampilkan gambar kurang-lebih 20 menteri turut ambil bagian dalam pertemuan tersebut. Mereka tampil di sebuah podium dengan bendera Cyrenaica.
Di antara yang bergabung dalam pertemuan tersebut adalah pemimpin suku pedalaman Ibrahim Jathran, bekas komandan Pasukan Pertahanan Petroleum Libya. Mereka juga menunjuk Abd-Rabbo al-Barassi, bekas komandan Angkatan Udara, sebagai Perdana Menteri.
AL JAZEERA | CHOIRUL