TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Badan Usaha Milik Negara Dewan Perwakilan Rakyat, Erik Satrya Wardhana, menilai Kementerian Badan Usaha Milik Negara bertindak gegabah karena menjual TelkomVision kepada Transcorp. Menurut dia, TelkomVision masih berpeluang meraih keuntungan dan mempunyai prospek ke depan lebih cerah meski lima tahun terakhir terus merugi. "Meneg BUMN Dahlan Iskan seharusnya tidak gegabah dalam memutuskan penjualan TelkomVision kepada Transcorp," kata Erik melalui siaran pers di Jakarta, Selasa, 5 November 2013.
Menurut Erik, Dewan sudah merekomendasikan untuk membatalkan rencana penjualan TelkomVision. Dalam laporan, Telkomvision memang merugi, namun kerugiannya selama 5 tahun terakhir sudah menurun. Artinya, kata dia, prospeknya cerah dan masih terbuka peluang bisa meraup keuntungan asalkan dikelola lebih baik.
Erik menuturkan, ada beberapa televisi berlangganan yang beroprasi dan belakangan merugi, tapi bisnisnya tetap dipertahankan oleh pemiliknya. Ironisnya, kata Erik, TelkomVision yang sudah berdiri sejak 1997 dan beroperasi pada 1999 malah dijual.
Menurut Erik, Menteri BUMN memang sudah mengirimkan surat permintaan kepada legislator untuk membahas kembali rencana penjualan itu. Alasannya, kata dia, ada data penting yang pada waktu rapat dengar pendapat yang lalu tidak disampaikan oleh Kementerian BUMN. Parlemen perlu waktu untuk mempelajari dan mengkaji data tersebut terlebih dahulu, karena ini menyangkut keputusan yang strategis.
Menurut Erik, seharusnya Dahlan Iskan dan direksi Telkom bisa memahami hal itu dan tidak mengambil langkah yang tergesa-gesa. "Prinsip kami, negara tidak boleh dirugikan oleh aksi-aksi korporasi yg dilakukan BUMN-BUMN, termasuk rencana penjualan TelkomVision ini," ujar politikus Partai Hati Nurani Rakyat ini.
Erik mengatakan bila, Kementerian pada rapat dengar pendapat mendatang hanya memberikan penjelasan yang sama seperti pada sebelumnya, DPR tetap akan meminta membatalkan penjualan tersebut. Dia berharap pemerintah memilih opsi lain yang lebih menguntungkan untuk menyelamatkan TelkomVision.
Sebelumnya diberitakan, Telkom akhirnya menjual anak usahanya, PT Indonusa Telemedia (TelkomVision), kepada PT TransCorp milik pengusaha Chaerul Tanjung. Penjualan 1,03 miliar lembar sahan atau setara 80 persen saham TelkomVision dituntaskan Telkom pada 8 Oktober 2013 senilai Rp 926,5 miliar.
SUNDARI