TEMPO.CO, Banyuwangi - Dua aktivis lingkungan dari Banyuwangi's Forum for Environmental Learning (BaFFEL), Ari Restu dan Edy Prayitno, menggelar aksi penolakan tambang emas dari puncak gunung. Keduanya mendaki Gunung Agung, Bali, dan membentangkan sebuah spanduk bertuliskan Hey world, safe Banyuwangi and Tumpang Pitu from gold minning.
Lokasi tambang yang dimaksud adalah pertambangan emas di Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur. "Ini sebagai wahana menyuarakan penolakan rencana eksploitasi emas di hutan lindung Gunung Tumpang Pitu," kata Ari dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Rabu, 6 November 2013.
Ari menjelaskan, mereka sampai di puncak Gunung Agung dengan ketinggian 3.124 meter di atas permukaan lalu pada Senin, 4 November 2013. Puncak gunung itu dituju karena dianggap pusat perhatian dunia. Ari dan Edy juga menggelar aksi di Kori Suci Gunung Agung, tempat persembahyangan umat Hindu, sehingga memancing perhatian wisatawan asing.
Selain itu, Ari menjelaskan, ada kesamaan antara Gunung Agung dan Gunung Tumpang Pitu, yakni sama-sama memiliki tempat ibadah yang disucikan umat Hindu. "Di Gunung Agung ada Kori Suci, di kaki Gunung Tumpang Pitu ada Pura Segara Tawang Alun,” ujarnya.
Aksi yang dilakukan Ari dan Edy sebagai bentuk kritik terhadap Pemerintah Banyuwangi yang dinilainya tertutup bila menyangkut eksploitasi emas. Padahal, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan BaFFEL, tercatat ada empat kali pertemuan tertutup yang dilakukan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, yang membahas isu kehutanan. "Bulan Mei ada dua kali pertemuan, Juli dan November masing-masing satu kali pertemuan," ucap Ari.
Kepala Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan dan Holtikultura Banyuwangi Tatok Sugiyono membenarkan adanya pertemuan dengan pejabat dari Kementerian Kehutanan pada awal November. Namun pertemuan tersebut tidak membahas alih fungsi hutan lindung Gunung Tumpang Pitu.
"Pertemuan membahas tukar guling hutan di Pancer dan Grajagan," tutur Totok ketika dimintai konfirmasi pada Rabu, 6 November 2013.
Menurut Totok, pembahasan alih fungsi hutan lindung Tumpang Pitu seluas 1900 hektare menjadi hutan produksi sudah rampung. Saat ini hanya menunggu persetujuan Menteri Kehutanan. "Hanya hutan yang ada di Tumpang Pitu yang bisa dialihkan," kata Tatok.
Alih fungsi berkaitan dengan rencana eksploitasi penambangan emas oleh PT Bumi Suksesindo. Kandungan mineral emas di bawah hutan tersebut diklaim mencapai 1 miliar ton. Nilainya diperkirakan mencapai Rp 70 triliun.
IKA NINGTYAS
Terpopuler
SBY Lempar Kemacetan ke Gubernur, Ini Kata Jokowi
Ibas Disebut Punya Tato, Ani SBY: Itu Fitnah Keji
Insiden Es Tebu Rombongan Golkar Riuh di Twitter
Gadis Virtual Sukses Deteksi Ribuan Pedofil