TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah warga Jalan Permata Ujung, Kompleks Pelopor RT 06 RW 15, Menceng, Kelurahan Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, mengenal Briptu W sebagai orang tertutup. Tersangka penembak Bahcrudin, satpam di Kompleks Ruko Galaxy, Taman Palem Lestari, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Rabu malam kemarin ini jarang bergaul dengan tetangganya.
Susi, 58 tahun, yang tinggal tepat di sebelah kontrakan Briptu W hanya tahu sosok dia sebagai seorang anggota Brimob yang bertugas di Kelapa Dua, Depok. "Belum pernah ngobrol sama saya," katanya, Rabu, 6 November 2013. (Lihat: Kronologi Brimob Mabuk Tembak Satpam)
Briptu W menempati rumah petak kontrakan berukuran sekitar 3 x 8 meter dengan harga sewa Rp 500 ribu sebulan. Saat Tempo mendatangi rumah itu pada Rabu, 6 November 2013, pintu pagar kediaman W digembok rapat. Di pekarangannya yang sempit terdapat sebuah kandang burung dara. Di jendela depan rumah terlihat stiker bertuliskan Brimob. "Dia pergi pagi dan pulang malam terus," kata Susi.
Perangai Briptu W di lingkungan tempat tinggalnya, selain tertutup, ia kerap mengganggu warga. "Kalau dia bawa motor selalu ngebut dan suaranya keras. Dia juga seperti sengaja memainkan gas motornya jadi berisik," Susi menuturkan. Hal itu selalu dilakukan Briptu W baik pagi maupun malam hari. "Warga pernah menegur, tapi dia cuek." Diketahui Briptu W mengendarai sepeda motor merek Yamaha RX King.
Wawan, kata Susi, diketahui memiliki seorang istri yang tengah hamil tua dan seorang anak laki-laki yang masih duduk di kelas 1 SD. "Pertengahan Oktober lalu, istrinya pulang ke Sukabumi karena mau melahirkan di sana." Menurut dia, istri Briptu W lebih mudah bergaul dengan warga.
Susi ingat, sekitar sebulan yang lalu, pada tengah malam dia mendengar Briptu W baru tiba di rumahnya. "Dia tiba-tiba menendang pintu rumahnya sendiri, saya yang lagi tidur sampai kaget." Namun dia maupun penghuni lain di rumah petak itu tidak berani menegur. "Kalau soal petantang-petenteng atau menunjukkan senjata, sih, tidak pernah. Tapi, karena tidak pernah ngobrol, kami segan."
Hal berbeda diungkapkan Kori, 38 tahun, tetangga Briptu W yang tinggal sekitar 10 meter di samping kediamannya. Laki-laki ini mengaku sempat akrab dengan Briptu W karena sama-sama menyukai burung dara. "Kalau dia libur, kami main burung di gang sini," tuturnya. Menurut dia, Briptu W pernah bercerita bahwa dirinya senang minum minuman keras dan hampir setiap malam minum. "Kalau lihat perilaku dia setiap malam, sih, memang seperti orang mabuk."
Meski demikian, para warga di gang tempat tinggal Briptu W menyatakan tidak pernah bermasalah dengan anggota Brimob ini. "Belum pernah ada ribut-ribut." Bahkan, mereka terkejut begitu mendengar kabar tetangga mereka melakukan penembakan terhadap seorang satpam. "Kami tahu ada kejadian itu lewat TV, tapi kami tidak mengira yang melakukan itu tetangga kami."
Jarak tempat tinggal Briptu W dengan Kompleks Ruko Galaxy cukup jauh, yakni sekitar 5 kilometer. Namun, menurut pengakuan para satpam di kompleks ini, hampir setiap malam Briptu W nongkrong di warung jamu yang terdapat di dalam kompleks.
Semalam, Briptu W mengunjungi kompleks ruko ini untuk menjalani kebiasaannya sehari-hari. Nahas bagi Bachrudin yang tengah berjaga pada malam itu, nyawanya melayang akibat dadanya ditembus timah panas dari pistol yang ditembakkan Briptu W hanya karena pelaku merasa tidak dihormati. (Lihat: Satpam Tewas Ditembak Orang Misterius di Cengkareng)
PRAGA UTAMA
Berita terkait:
Waspadai Sindrom John Wayne
Satpam Korban Brimob Dikenal Pendiam dan Rajin
Satpam Korban Brimob Mabuk, Dimakamkan
Menolak Beri Hormat, Satpam di Cengkareng Ditembak