TEMPO.CO, Jenewa - Tingkat gas di atmosfer bumi yang mendorong pemanasan global meningkat ke rekor tertinggi pada 2012. Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), tingkat karbon dioksida (CO2) di atmosfer meningkat sangat pesat tahun lalu dibandingkan kenaikan rata-rata selama satu dasawarsa terakhir.
Konsentrasi emisi gas metana dan dinitrogen oksida juga memecahkan rekor sebelumnya.
WMO mengungkapkan, akibat emisi karbon dioksida dan gas-gas lainnya, efek pemanasan global pada iklim bumi telah meningkat hampir sepertiganya sejak 1990. Laporan tahunan WMO tentang rumah hijau mengukur konsentrasi di atmosfer, bukan emisi yang berada di daratan.
Karbon dioksida adalah unsur paling penting dari jenis gas yang mereka ukur. Namun hanya sekitar setengah dari CO2 yang dipancarkan oleh aktivitas manusia tetap berada pada atmosfer, sedangkan sisanya diserap oleh tanaman, pohon, tanah, dan lautan.
Sejak awal era industrial pada 1750, rata-rata tingkat kandungan CO2 di atmosfer telah meningkat sebesar 141 persen. Berdasarkan data WMO pada 2012, ada sebanyak 393,1 bagian per juta (ppm) karbon dioksida yang terdapat di atmosfer. Jumlah tersebut meningkat 2,2 bagian per juta dibanding 2011. Ini berada di atas angka rata-rata tahunan yang jumlahnya 2,02 bagian per juta selama dekade terakhir.
"Gas-gas yang terperangkap dari aktivitas manusia telah mengganggu keseimbangan alami atmosfer dan menjadi penyumbang utama penyebab perubahan iklim," kata Sekretaris Jenderal WMO, Michel Jarraud, seperti dikutip dari situs BBC, Rabu 6 November 2013.
Sementara itu, dalam pengukuran harian, karbon dioksida di atmosfer melebihi 400 bagian per juta pada Mei lalu. Dalam laporan tahunan yang dilansir WMO, rata-rata konsentrasi CO2 akan terus melampaui angka tersebut pada 2015 atau 2016.
Tingkat gas metana juga mencapai rekor tertingginya pada 2012, sebanyak 1.819 bagian per juta. Angka konsentrasi gas metana telah meningkat sejak 2007 lalu.
Laporan WMO mengungkapkan bahwa hal ini kemungkinan belum menghubungkan peningkatan metana dengan kegiatan manusia seperti keberadaan peternakan sapi dan pembuangan limbah padat ataupun lahan basah.
Para ahli WMO percaya bahwa peningkatan emisi berasal dari kawasan tropis dan belahan bumi utara yang berada pada garis lintang tengah. Sumber emisi bukan berasal dari kawasan Kutub Utara, tempat gas metana dari peleburan permafrost (tanah beku) dan hidrat telah lama menjadi fokus perhatian.
Emisi yang dihasilkan dari dinitrogen oksida juga semakin meningkat. Konsentrasinya di atmosfer pada 2012 lalu mencapai 325,1 bagian per juta, atau 120 persen di atas angka pada era pra-industrial.
BBC | ROSALINA