TEMPO.CO, Bangkok -- Klub Spanyol, Atletico Madrid, dikabarkan tertarik mengontrak penyerang tim nasional Thailand, Teerasil Dangda. Teerasil, yang saat ini bermain untuk klub lokal Muangthong United, bahkan telah menjalani latihan percobaan (trial) di klub ibu kota Spanyol tersebut.
"Peluangnya besar (bergabung Atletico). Pada Januari nanti, jika semua berjalan lancar, kita mungkin akan melihat Teerasil di La Liga Spanyol," kata Presiden Muangthong United, Pongsak Polanan, seperti dirilis laman resmi klub, Selasa, 5 November 2013.
Orang tua Teerasil membenarkan ketertarikan Atletico. Menurut sang ayah, Teerasil rencananya akan bergabung dengan status pinjaman hingga akhir musim. "Dia akan pindah begitu bursa transfer kembali dibuka di Eropa (pada Januari nanti)," kata sang ayah.
Ketertarikan Atletico kepada penyerang bertinggi 183 sentimeter itu dimulai akhir tahun lalu, ketika Teerasil memperkuat Thailand di Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF). Meski gagal membawa Tim Gajah Putih menjadi juara, penampilannya hingga babak final dipuji banyak pihak. Dia pun digadang-gadang sebagai titisan penyerang legendaris Thailand, Kiattisuk Senamuang.
Di Liga Primer Thailand, penyerang 25 tahun tersebut telah mencetak 15 gol bagi Muangthong. Total, sejak bergabung pada 2009, Teerasil telah megoleksi 66 gol bagi Muangthong dari 137 penampilan. Di timnas Thailand, dia telah bermain 58 kali dan mencetak 29 gol.
Ini merupakan kesempatan kedua bagi Teerasil bermain di Eropa. Pada 2008 lalu, ketika mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Sinawatra membeli klub Inggris Manchester City, ia beserta beberapa rekannya di timnas Thailand sempat dikontrak City. Sayangnya, ia tak pernah diturunkan karena tidak memperoleh izin kerja di Inggris. Teerasil kemudian dipinjamkan ke klub Swiss, Grasshopper, sebelum akhirnya pulang kampung dan bergabung ke Raj Pracha.
Andaikata kesepakatan terjalin pada Januari nanti, maka Teerasil akan melanjutkan kiprah pemain Asia Tenggara yang pernah bermain untuk klub level atas Eropa.
Sebelumnya, meski hanya menjadi pemain cadangan, duo Indonesia, yaitu Kurnia Sandy dan Kurniawan Dwi Yulianto, pernah bermain untuk klub Italia, Sampdoria. Begitu juga legenda hidup Singapura, Fandi Ahmad, yang bermain memperkuat Groningen di Liga Belanda pada pertengahan 1980-an.
THE STAR | ARIE FIRDAUS