TEMPO.CO, Mataram - Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Syahrum mengatakan hingga saat ini baru 75 orang TKI asal NTB yang dipulangkan dari Arab Saudi. Mereka menerima amnesti baik karena overstay maupun masuk ke negara tersebut secara ilegal.
Menurut Syahrum, pemulangan TKI dilakukan secara bertahap. Pada 11 Juli 2013, 8 orang dari Sumbawa dan 6 orang dari Lombok dipulangkan. Pada 7 Oktober 2013, 24 orang asal Sumbawa terbang ke Tanah Air. Pada 10 Oktober 2013, 33 orang dari Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Sumbawa kembali ke Indoneisa. Lalu, pada 29 Oktober 2013, 4 orang asal Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Sumbawa dipulangkan. Secara keseluruhan, mereka yang telah dipulangkan adalah 61 orang perempuan dan 14 laki-laki. Tujuh di antaranya bayi dan anak-anak.
Syahrum menjelaskan bahwa proses pemulangan para TKI diurus Badan Nasional Penempatan Dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). Setiba di Jakarta, mereka langsung dipulangkan ke daerahnya masing-masing menggunakan bus. ”Kami hanya mendapatkan pemberitahuan,” katanya kepada Tempo, Kamis, 7 November 2013.
Kepala Bidang Penempatan TKI Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi NTB Zaenal mengatakan, sekitar 10 persen dari 73 ribu orang TKI yang bermasalah di Arab Saudi berasal dari NTB. Pemulangan mereka masih menunggu penyelesaian dokumen Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) dari pemerintah Indonesia.
Semula pemulangan TKI bermasalah asal NTB direncanakan menggunakan delapan pesawat terbang carteran haji. ”Tapi hanya bisa dilakukan dengan dua pesawat karena terkendala dokumen SPLP,” ujarnya.
Baca Juga:
Provinsi NTB merupakan salah satu daerah pengirim TKI terbesar di Indonesia. Sebelum moratorium pengiriman TKI diterapkan, rata-rata 40 ribu orang asal NTB diberangkatkan sebagai TKI setiap tahun. Sebanyak 10 ribu di antaranya pergi ke Arab Saudi, sementara 3000 orang dikirim ke negara Timur Tengah lainnya, seperti Qatar dan Abu Dabi. Selebihnya, TKI dikirim ke sejumlah negara lain, seperti Malaysia.
SUPRIYANTHO KHAFID